Berbagilah Dengan Sesama Tanpa Mengharapkan Apapun

Monday, September 28, 2020

Memahami Karakteristik Golongan Darah A, B, AB dan O

Golongan darah tiap individu tidak sama. Perbedaan golongan darah dikelompokkan dalam tipe A, B, AB, atau O. Status rhesus (Rh) darah pun dibagi menjadi negatif dan positif. Perbedaan-perbedaan tersebut perlu diperhatikan dalam penggunaan darah di dunia medis.
Baik bagi Anda untuk mengetahui karakteristik tersebut, mengingat darah memiliki peranan yang sangat penting bagi tubuh.

Golongan darah seseorang ditentukan berdasarkan ada atau tidaknya zat antigen pada sel darah merah dan plasma darah. Antigen berfungsi seperti tanda pengenalan sel tubuh Anda. Ini supaya tubuh bisa membedakan sel tubuh sendiri dari sel yang berasal dari luar tubuh. Jika sel dengan antigen yang berlawanan masuk ke dalam tubuh, maka sistem kekebalan tubuh akan memulai perlawanan terhadap sel yang dianggap asing tersebut dengan memproduksi antibodi.

Ada dua teknik yang dipakai untuk mengelompokkan darah, yaitu menggunakan sistem ABO dan rhesus (Rh). Kedua sistem ini bisa sangat membantu jika Anda ingin melakukan transfusi darah.

Melalui sistem ABO, golongan darah dibagi menjadi 4 tipe, yaitu A, B, AB dan O.
Jika Anda memiliki golongan darah A, maka Anda memiliki antigen A pada sel darah merah dan memproduksi antibodi untuk melawan sel darah merah dengan antigen
Jika Anda memiliki golongan darah B, maka Anda memiliki antigen B pada sel darah merah dan memproduksi antibodi A untuk melawan sel darah merah dengan antigen A.
Jika Anda memiliki golongan darah AB, maka Anda memiliki antigen A dan B pada sel darah merah. Ini juga berarti Anda tidak memiliki antibodi A dan B pada plasma darah.
Jika Anda memiliki golongan darah O, maka Anda tidak memiliki antigen A atau B pada sel darah merah. Orang bergolongan darah O memproduksi antibodi A dan B di plasma darah.

Dulu, pemilik golongan darah O bisa mendonorkan darahnya kepada siapa pun, namun kini tidak lagi dianjurkan. Golongan darah O negatif kemungkinan memiliki antibodi yang bisa menyebabkan reaksi serius selama transfusi darah berlangsung. Sedangkan golongan darah O positif hanya boleh diberikan dalam situasi darurat, yaitu jika pasien sedang terancam jiwanya atau persediaan tipe darah yang sesuai tidak mencukupi.

Sebaliknya, golongan darah AB tergolong penerima universal. Kalangan ini bisa mendapat transfusi darah dari jenis A, B, AB, atau O. Namun kalangan ini hanya bisa mendonorkan darahnya kepada mereka dengan darah jenis AB saja.

Faktor resus (Rh) adalah jenis antigen yang ada pada sel darah merah. Jika darah memiliki faktor Rh maka dikatakan resus positif, dan jika tidak memiliki faktor Rh maka dikatakan resus negatif.

Orang yang memiliki Rh negatif bisa mendonorkan darahnya kepada orang yang memiliki status Rh negatif dan Rh positif. Pendonor dengan Rh positif hanya bisa memberikan darahnya kepada orang dengan status Rh positif.

Dengan mengetahui karakteristik golongan darah, risiko Anda terkena komplikasi akan berkurang. Ketidakcocokan Rh dan ABO pada saat transfusi darah bisa menyebabkan reaksi serius yang bisa membahayakan nyawa. Mengetahui status Rh darah juga penting bagi ibu hamil.
Pengaruh Golongan Darah Orang Tua kepada Anak

Golongan darah Anda dan pasangan akan menentukan golongan darah anak. Namun perlu diingat bahwa golongan darah anak tidak selalu sama persis dengan ayah atau ibu. Ada beberapa perpaduan golongan darah yang menghasilkan jenis berbeda.

Berikut ini golongan darah yang kemungkinan dimiliki oleh anak Anda.
Golongan darah O dan O. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O.
Golongan darah O dan A. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O atau A.
Golongan darah O dan B. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O atau B.
Golongan darah A dan A. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O atau A.
Golongan darah A dan B. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O, A, B, atau AB.
Golongan darah B dan B. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O atau B.
Golongan darah AB dan O. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah A atau B.
Golongan darah AB dan A. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah A, B, atau AB.
Golongan darah AB dan B. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah A, B, atau AB.
Golongan darah AB dan AB. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah A, B, atau AB.

Mengetahui golongan darah dapat bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Oleh karena itu, periksakanlah golongan darah Anda, jika Anda belum mengetahuinya.

Perbedaan Golongan Darah dan Rhesus Darah
setiap orang memiliki golongan darah yang tidak sama. Jika pun sama, ini disebabkan karena genetik dari orang tua. Benar sekali, golongan darah ditentukan dari faktor genetik. Jadi, jika kamu memiliki golongan darah yang sama persis dengan orang lain, bisa jadi orang tua kamu dan orang tersebut memiliki golongan darah yang sama juga. 

Kamu harus tahu, penting untuk memahami karakteristik masing-masing golongan darah yang dimiliki manusia. Bukan tanpa alasan, darah berperan sangat penting untuk tubuh. Jika terjadi masalah pada darah dan dibutuhkan donor atau transfusi, kamu tahu kapan saatnya kamu mendonorkan darahmu. Beda golongan darah, beda pula rhesusnya. Sebenarnya, apa bedanya golongan darah rhesus darah?

Apa Bedanya Golongan Darah dan Rhesus Darah?
Darah mengandung sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit atau keping darah dalam cairan yang disebut plasma darah. Nah, golongan darah seseorang bisa diidentifikasi oleh antibodi dan antigen dalam darah. Jangan salah, antibodi dan antigen ini berbeda, lho. Apa bedanya? 

Antibodi merupakan sejenis protein yang terdapat di dalam plasma darah dan merupakan bagian dari pertahanan alami tubuh. Antibodi akan mengenali zat asing, seperti kuman, virus, dan bakteri. Kemudian, antibodi mengirimkan sinyal peringatan pada sistem kekebalan tubuh untuk menghancurkan semua zat asing yang berbahaya tersebut. Sementara itu, antigen adalah molekul protein yang ditemukan di permukaan sel darah merah. 

Pada sistem golongan darah, ada empat tipe golongan darah utama, yaitu:
Golongan darah A memiliki antigen A pada sel darah merah dengan antibodi anti-B dalam plasma;
Golongan darah B memiliki antigen B dengan antibodi anti-A dalam plasma;
Golongan darah O tidak memiliki antigen, tetapi kedua antibodi anti-A dan anti-B ada di dalam plasma;
Golongan darah AB yang memiliki antigen A dan B, tetapi tidak memiliki antibodi anti-A dan anti-B. 

Namun, sel darah merah terkadang memiliki antigen lain, protein yang dikenal dengan antigen Rh. Jika ada di dalam darah, maka kamu memiliki Rh positif, tetapi jika tidak ada, maka Rh-nya negatif. Jika dikaitkan dengan golongan darah, maka setiap golongan darah memiliki dua antigen, yaitu Rh positif dan negatif. Misalnya, kamu bergolongan darah A, bisa jadi termasuk A dengan Rh positif atau A+, bisa juga A dengan Rh negatif atau A-.

Pada kebanyakan kasus, golongan darah O dengan Rh negatif diberikan kepada siapa saja. Oleh karenanya, ini sering digunakan dalam kondisi darurat medis ketika golongan darah seseorang tidak diketahui dan ia membutuhkan transfusi segera. Pasalnya, golongan darah O dengan Rh- ini tidak memiliki antigen A maupun B di permukaan sel, dan cocok dengan setiap golongan darah A, B, atau O dan Rh lainnya. 

Jika kamu penasaran dengan golongan darah dan rhesus yang ada di dalam darah, kamu bisa melakukan tes darah dengan mudah kok. Pakai saja fitur Cek Lab dari aplikasi Halodoc. Kapan saja dan di mana saja, tes golongan darah bisa kamu lakukan. 

Golongan Darah dan Kehamilan
Khusus untuk ibu hamil, tes golongan darah harus dilakukan. Jangan anggap sepele, karena janin yang berada di dalam kandungan bisa saja memiliki Rh yang berbeda dengan ibu, dan kondisi ini bisa sangat mengancam nyawa. Ibu dengan Rh negatif harus menerima darah dari Rh yang sama. Inilah mengapa tes golongan darah dilakukan.
Kenali Arti Golongan Darah Rhesus yang Tertera di Kartu Golongan Darah Anda
Saat akan menjalani tes darah atau donor darah, Anda mungkin menyadari bahwa hasil pemeriksaan darah yang diberikan tidak hanya menunjukkan golongan darah berupa A, B, O, dan AB, tetapi juga golongan darah rhesus.
Mungkin Anda belum mengetahui secara pasti apa itu golongan darah rhesus dan mengapa terdapat golongan darah rhesus positif dan rhesus negatif. Tidak perlu bingung karena pemahaman mengenai golongan darah rhesus tidak serumit meneliti darah di laboratorium.

Apa itu golongan darah rhesus?
Berbeda dengan golongan darah yang biasanya Anda ketahui, golongan darah A, B, O, dan AB memberitahukan ada tidaknya antigen dan antibodi A atau B dalam darah, sementara golongan darah rhesus merujuk pada ada tidaknya protein Rh atau rhesus dalam darah.Golongan darah rhesus positif berarti orang tersebut memiliki protein Rh di dalam darahnya dan golongan darah rhesus negatif menandakan bahwa orang tersebut tidak memiliki protein Rh dalam darahnya.Oleh karenanya, jika Anda memiliki golongan darah O, maka Anda bisa memiliki golongan darah O rhesus positif (O+) atau golongan darah O rhesus negatif (O-). Setiap golongan darah A, B, O, dan AB akan memiliki golongan darah rhesus positif ataupun negatif.Jika Anda memiliki golongan darah rhesus negatif, Anda tidak perlu khawatir karena memiliki golongan darah rhesus negatif tidak berarti Anda memiliki kondisi medis tertentu atau mengalami cacat. Golongan darah rhesus hanya mengindikasikan ada tidaknya protein Rh dalam darah.

Mengapa golongan darah rhesus perlu diketahui?Tidak hanya jenis golongan darah A, B, O, dan AB yang perlu diketahui saat akan melakukan transfusi darah, dalam donor darah, golongan darah rhesus juga perlu diketahui untuk memastikan bahwa seseorang bisa menerima donor darah yang diberikan.Saat transfusi darah, golongan darah rhesus positif bisa diberikan darah orang yang memiliki golongan darah rhesus negatif maupun positif. Namun, orang yang memiliki golongan darah rhesus negatif hanya bisa diberikan darah dari orang yang memiliki golongan darah rhesus negatif. Jika tidak, bisa terjadi komplikasi yang berbahaya.Selain pertimbangan dari rhesus, tentunya orang yang akan menerima transfusi darah harus memiliki golongan darah A, B, O, atau AB yang sama dengan golongan darah rhesus yang sesuai.Contohnya, orang yang memiliki golongan darah A rhesus negatif hanya bisa diberikan darah dari orang yang memiliki golongan darah A rhesus negatif pula.Selain untuk keperluan transfusi darah, mengetahui golongan darah rhesus juga penting untuk kehamilan dan kelahiran. Tiap calon ibu akan menjalani tes darah untuk mengetahui golongan darah rhesusnya saat masa kehamilan.

Pentingnya golongan darah rhesus saat kehamilanCalon ibu yang memiliki golongan darah rhesus negatif dengan anak yang memiliki golongan darah rhesus positif memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi. Hal ini karena terdapat kemungkinan darah dari anak bisa bercampur dengan darah sang ibu saat sedang proses melahirkan atau saat calon ibu mengalami pendarahan.Saat darah dari bayi yang memiliki golongan darah rhesus positif tercampur dengan darah ibu yang memiliki rhesus negatif, tubuh sang ibu akan menghasilkan antibodi Rh yang bisa membahayakan bayi yang akan dikandung berikutnya.Bila bayi berikutnya yang dikandung oleh sang Ibu juga memiliki golongan darah rhesus positif, maka antibodi Rh dalam tubuh sang ibu yang diproduksi karena paparan darah bayi yang pertama kali dikandung dapat melewati plasenta dan merusak sel darah merah pada bayi kedua. Kerusakan sel darah merah ini bisa memicu anemia yang membahayakan bayi kedua. Gejala yang dialami bayi bisa berupa kuning pada kulit dan bagian putih mata, penurunan kesadaran dan kelemahan otot.Oleh karenanya, calon ibu akan diberikan tes darah saat trimester pertama, minggu ke-28 masa kehamilan, dan saat akan melahirkan. Jika calon ibu belum menghasilkan antibodi Rh, maka dokter akan menyuntikkan Rh immune globulin untuk mencegah produksi antibodi Rh saat kehamilan.Seusai melahirkan, apabila bayi yang dilahirkan memiliki golongan darah rhesus negatif, maka sang ibu tidak perlu mendapatkan suntikan Rh immune globulin. Akan tetapi, jika bayi yang lahir memiliki golongan darah rhesus positif, maka sang ibu akan disuntikkan Rh immune globulin.Selalu konsultasikan ke dokter kandungan apabila Anda memiliki golongan darah rhesus negatif dan pasangan memiliki golongan darah rhesus positif.

Bukan Cuma Golongan Darah, Rhesus Juga Perlu Diketahui
Tidak banyak yang tahu kalau mengetahui golongan darah sangat penting sebagai referensi dan rekomendasi kesehatan. Golongan darah diwarisi dari orangtua dan ditentukan oleh dua faktor, yakni sistem pengelompokan ABO dan faktor rhesus.

Dimulai dengan sistem ABO, ada empat golongan darah, yaitu A, B, AB, dan O. Jenis darah yang kamu miliki didasarkan pada ada atau tidaknya antigen dan antibodi dalam darah. Antigen adalah protein yang menempel pada permukaan sel darah merah, sedangkan antibodi diproduksi dalam plasma atau bagian cair dari darah.

Jenis antigen yang kamu miliki menentukan jenis darahmu. Misalnya, jika kamu memiliki antigen A pada sel darah maka golongan darahmu adalah A. Jika seseorang memiliki antigen A dan B, termasuk tipe AB. Dan jika tidak memiliki antigen, maka golongan darahmu adalah O. Untuk setiap antigen pada sel darah, antibodi yang berlawanan diproduksi dalam plasma. Sebagai contoh, darah tipe B memiliki antibodi anti-tipe A.

Selain sistem ABO, golongan darah juga ditentukan oleh ada tidaknya antigen lain yang dikenal sebagai faktor rhesus. Misalnya, jika kamu rhesus negatif dan memiliki darah tipe A, kamu A negatif. Jika kamu memiliki darah tipe B dan juga rhesus positif, maka golongan darahmu B positif. Walaupun ada lebih dari 20 sistem golongan darah, tetapi ABO dan rhesus adalah yang paling penting.

Setiap orang memiliki dua faktor rhesus dalam genetika mereka, yaitu satu dari masing-masing orangtua. Satu-satunya cara bagi seseorang untuk memiliki golongan darah negatif adalah bagi kedua orangtua untuk memiliki setidaknya satu faktor negatif. Misalnya, jika faktor rhesus seseorang positif, maka anak tidak mungkin memiliki golongan darah negatif.

Pentingnya mengetahui golongan darah untuk mencegah risiko kamu menerima golongan darah yang tidak kompatibel pada saat dibutuhkan, seperti selama transfusi darah atau selama operasi. Jika dua jenis darah berbeda dicampur, maka dapat menyebabkan penggumpalan sel darah yang bisa berakibat fatal.

Mengetahui golongan darah rhesus sangat penting bagi ibu hamil. Jika seorang perempuan dengan rhesus negatif dan hamil dengan bayi yang rhesus positif, itu dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai ketidakcocokan rhesus.

Jika darah bayi rhesus positif bercampur dengan ibu, itu dapat memicu produksi antibodi terhadap darah bayi yang dikenal sebagai sensitisasi rhesus. Karenanya, untuk menghindari risiko ini, diperlukan pemeriksaan golongan darah di awal kehamilan. Jika si ibu ternyata rhesus negatif, ia menerima suntikan yang disebut imunoglobulin yang mencegah produksi dan sensitisasi antibodi.

Jika ia tidak menerima suntikan, tubuhnya akan mengembangkan antibodi yang dapat menyerang sel darah merah positif bayi pada kehamilan berikutnya, yang akan menyebabkan HDN. HDN dapat menyebabkan penyakit serius, kerusakan otak, bahkan kematian pada janin atau bayi baru lahir.

Wanita hamil biasanya menerima imunoglobulin dua kali selama kehamilan. Sekali pada sekitar 28 minggu kehamilan dan suntikan, selanjutnya dalam 72 jam setelah melahirkan, jika kenyataannya bayi yang baru lahir adalah rhesus positif.

Kenali ‘Rhesus’ Anda
Penggolongan golongan darah selain berupa sistem A, B, AB, dan O juga dikenal dengan sistem rhesus. Pada 1901, Landsteiner menemukan golongan darah sistem ABO dan kemudian sistem antigen rhesus (Rh) ditemukan oleh Levine dan Stetson pada 1939. Kedua sistem ini menjadi dasar penting bagi transfusi darah. Dinamakan rhesus karena dalam penelitian mereka menggunakan darah Kera Rhesus (Macaca mulatta).

Sistem rhesus terdiri atas dua jenis yaitu rhesus positif (Rh+) dan rhesus negatif (Rh-) berdasarkan ada tidaknya antigen rhesus pada dinding sel darah merah seseorang. Rh+ dalam darahnya memiliki antigen rhesus yang ditunjukkan dengan reaksi positif atau dijumpai adanya gumpalan sel darah merah pada waktu dilakukan tes dengan antibodi Rh. Sedangkan Rh- dalam darahnya tidak memiliki antigen rhesus yang menunjukkan reaksi negatif atau tidak dijumpai penggumpalan saat dilakukan tes dengan antibodi Rh. Dalam penulisannya, jenis penggolongan rhesus ini digabungkan dengan penggolongan ABO yaitu berupa A+ dan A-, B+ dan B-, O+ dan O- serta AB+ dan AB-.

Golongan Rh- merupakan golongan darah yang termasuk langka. Langkanya golongan darah ini disebabkan karena sifat alelnya yang resesif, sehingga Rh- baru akan muncul apabila alel resesif bertemu dengan alel resesif. Sebanyak 85% penduduk di dunia memiliki Rh+, dan hanya 15% yang memiliki Rh-. Jumlah terbanyak rhesus negatif adalah pada ras kulit putih non hispanik dan yang paling sedikit adalah penduduk Asia. Dari 15% Rh- di dunia, jumlah terbanyak adalah O negatif (6%), A negatif (6%), selanjutnya B negatif (2%) dan yang paling sedikit adalah AB negatif hanya 1%.

Di Indonesia, pemilik Rh- hanya berjumlah 1% dari total seluruh penduduk Indonesia dan tersebar luas di seluruh tanah air. Di Aceh khususnya, saat ini data yang sudah terkumpul jumlah pemilik rhesus negatif, yaitu sekitar 139 orang atau 0,0026% dari total penduduk Aceh. Sungguh angka perbandingan yang sangat jauh. Hal ini selain disebabkan karena memang langkanya jumlah pemilik Rh-, juga faktor tidak diketahuinya rhesus seseorang juga merupakan faktornya. Tidak mengetahui rhesus tentu saja disebabkan karena tidak pernah memeriksa golongan darah plus rhesus-nya dan tentu saja sudah dapat dipastikan belum pernah melakukan donor darah.

Membangun kesadaran
Saat ini di Aceh sudah terbentuk Komunitas Rhesus Negatif yang beranggotakan para pemilik golongan darah Rh- yang dibentuk pada 14 Juni 2011. Komunitas ini mempunyai visi membangun kesadaran aktif dan partisipatif para pemilik darah Rh-. Sedangkan misinya yaitu aktif melakukan sosialisasi mengenai Rh- secara rutin melalui media online maupun media konvensional, menghimpun seluas-luasnya para pemilik darah Rh-, tidak terbatas usia, mendorong kesadaran donor darah sebagai pola hidup sehat.

Di samping itu juga dimaksudkan untuk membantu Palang Merah Indonesia (PMI) secara aktif dan konsisten dalam setiap kebutuhan darah Rh-, membina kerja sama dan persaudaraan antarsesama pemilik darah Rh-atas dasar nilai kekeluargaan, saling percaya dan saling menghargai, juga membina kerja sama dengan komunitas/lembaga/institusi lain dalam setiap kegiatan sosial kemanusiaan dan dalam setiap kebutuhan darah Rh- serta mengutamakan nilai ketulusan dan keikhlasan dalam menjalankan visi. Saat ini jumlah pemilik golongan darah Rh- terdiri dari A Rh- yaitu 37 orang, B Rh- 37 orang, O Rh- 56 orang dan AB Rh- hanya 9 orang.

Transfusi darah merupakan suatu rangkaian proses pemindahan darah dari seorang pendonor kepada resipien (penerima) sebagai upaya pengobatan bahkan sebagai upaya untuk menyelamatkan kehidupan. Berdasarkan data dari PMI Kota Banda Aceh, bahwa kebutuhan darah setiap harinya adalah 80-100 kantong per hari. Permintaan darah terus meningkat, permintaan tersebut berasal dari berbagai rumah sakit yang ada di Aceh.

Jumlah tersebut baru bisa terpenuhi jika masyarakat aktif mendonorkan darahnya. Perlu digarisbawahi bahwa donor darah jangan hanya di saat ada keluarga kita yang sakit saja akan tetapi jadikan donor darah sebagai perilaku dan gaya hidup sehat. Mendonorkan darah tidak hanya bermanfaat untuk mereka yang membutuhkan darah tersebut, tapi juga bermanfaat bagi pendonor itu sendiri.

Manfaat donor darah sangat banyak, di antaranya yaitu menjaga kesehatan jantung, meningkatkan oksigenasi jaringan, mengembalikan dan mempertahankan volume normal peredaran darah, meningkatkan produksi sel darah merah, serta mendeteksi penyakit serius. Berbagai penyakit yang bisa terdeteksi dengan donor darah yaitu Hepatitis A, B, C, malaria, HIV, Sifilis. Transfusi darah merupakan live saving therapy, tetapi juga replacement therapy sehingga darah yang diberikan haruslah merupakan safety blood.

Berakibat fatal
Orang yang memiliki darah dengan rhesus negatif (A-, B-, AB- dan O-), hanya bisa menerima transfusi darah dari orang yang golongan dan rhesus-nya sama. Orang dengan Rh- tidak bisa menerima donor dari orang dengan Rh+, demikian juga sebaliknya. Apabila orang dengan Rh- diberikan transfusi darah Rh+ maka kemungkinan bisa terjadi hal yang fatal. Dalam darah Rh+ terdapat kandungan antigen, ketika darah ini masuk ke dalam tubuh orang dengan Rh-, akan dianggap sebagai benda asing sehingga antibodi akan berusaha menghancurkan benda asing tersebut dan akibatnya terjadi penggumpalan darah dan bisa menyebabkan kematian.

Pasangan yang akan menikah juga sangat penting mengetahui rhesus-nya. Ketidaksamaan rhesus suami istri ini menjadi awal ketidakcocokan rhesus yang sangat berbahaya bagi janin dalam kandungan. Jika terjadi fertilisasi, rhesus ibu dan janin berbeda, maka antibodi akan menghancurkan benda asing (janin) pada ibu karena janin dianggap benda asing sehingga terjadi kematian atau keguguran janin, atau bisa saja bayinya lahir tapi akan terjadi berbagai komplikasi.

Pada saat kehamilan pertama mungkin tidak terlalu berbahaya karena terbentuknya zat anti rhesus atau antibodi sangat kecil, kalaupun terbentuk jumlahnya sangat kecil sehingga bayi bisa lahir. Setelah kelahiran/keguguran, tubuh akan membentuk zat anti rhesus yang lebih banyak daripada sebelumnya untuk menghancurkan benda asing (janin), sehingga pada kehamilan kedua zat anti rhesus akan menyerang sel darah janin. Akan tetapi pasangan beda rhesus tidak perlu khawatir tidak memiliki keturunan karena ada solusinya saat ini yaitu dengan pemberian imunoglobulin anti rhesus.

Masalah saat ini adalah banyak sekali orang yang tidak mengetahui jenis rhesus-nya sehingga sangat menyulitkan dalam pencarian pendonor, terutama saat kondisi darurat. Publikasi dan kampanye rutin tentang Rh- ini perlu terus kita jalankan dengan harapan bisa terdeteksi semua orang yang mempunyai golongan darah Rh-, sehingga nantinya begitu ada kebutuhan golongan darah tersebut bisa segera dipersiapkan atau dihubungi. Jadi, mari periksa golongan darah dan jenis rhesus

Yang Perlu Diketahui tentang Golongan Darah dan Rhesus
Sejauh ini, ada empat golongan darah utama (tipe darah) yang diketahui, yaitu A, B, AB dan O. Golongan darah biasanya ditentukan oleh gen yang diwariskan dari orangtua. Setiap kelompok juga dapat berupa RhD positif atau negatif RhD, artinya secara total ada 8 kelompok darah. Faktor Rhesus (Rh) merupakan protein turunan yang ditemukan pada permukaan sel darah merah. Jika darah mengandung protein, berarti kamu Rh positif. Sementara jika darah kekurangan protein, maka kamu memiliki Rh negatif.

Rh positif adalah jenis darah yang paling umum. Jika memiliki golongan darah Rh negatif bukan penyakit dan biasanya tidak memengaruhi kesehatan seseorang. Namun, hal tersebut bisa memengaruhi kehamilan kelak. Kehamilan memerlukan perawatan khusus jika kamu memiliki Rh negatif sementara bayi Rh positif (ketidakcocokan Rh). 

Darah terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dan trombosit dalam cairan yang disebut plasma. Golongan darah diidentifikasi oleh antibodi dan antigen dalam darah. Antibodi adalah protein yang ditemukan dalam plasma. Mereka adalah bagian dari pertahanan alami tubuh. Mereka juga mengenali zat asing, seperti kuman, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk menghancurkan mereka. Sementara itu, antigen adalah molekul protein yang ditemukan di permukaan sel darah merah.

Ada 4 golongan darah utama yang dilihat berdasarkan adanya antibodi dan antigen, yaitu: 
Golongan darah A - memiliki antigen A pada sel darah merah dengan antibodi anti-B dalam plasma
Golongan darah B - memiliki antigen B dengan antibodi anti-A dalam plasma
Golongan darah O - tidak memiliki antigen, tetapi keduanya antibodi anti-A dan anti-B dalam plasma
Golongan darah AB - memiliki antigen A dan B, tetapi tidak memiliki antibodi.

Pengelompokan golongan darah juga penting untuk mencegah ancaman saat melakukan transfusi darah. Misalnya, jika seseorang dengan darah kelompok B diberikan darah kelompok A, antibodi anti-A mereka akan menyerang sel-sel kelompok A.

Inilah sebabnya mengapa darah kelompok A tidak boleh diberikan kepada seseorang yang memiliki darah kelompok B dan sebaliknya. Alasannya, sel darah merah kelompok O tidak memiliki antigen A atau B, ia dapat dengan aman diberikan kepada kelompok lain.

Sistem Rhesus
Jika dikombinasikan dengan sistem rhesus, maka ada 8 jenis golongan darah, yaitu:
  • A RhD positif (A +)
  • A RhD negative (A-)
  • B RhD positif (B +)
  • B RhD negatif (B-)
  • RhD positif (O +)
  • RhD negatif (O-)
  • AB RhD positif (AB +)
  • AB RhD negative (AB-)
Pada kebanyakan kasus, darah negatif O RhD (O-) dapat dengan aman diberikan kepada siapa pun. Ini sering digunakan dalam keadaan darurat medis ketika golongan darah tidak segera diketahui. Ini aman untuk sebagian besar penerima karena tidak memiliki antigen A, B atau RhD di permukaan sel, dan kompatibel dengan setiap golongan darah ABO dan RhD lainnya.

Tes Golongan Darah
Cara untuk mengetahui golongan darah adalah sel darah merah dicampur dengan larutan antibodi yang berbeda. Jika, misalnya, solusinya mengandung antibodi anti-B dan kamu memiliki antigen B pada sel-sel (kamu adalah golongan darah B), mereka akan menggumpal bersama.

Jika darah tidak bereaksi terhadap salah satu dari antibodi anti-A atau anti-B, maka itu adalah golongan darah O. Serangkaian tes dengan berbagai jenis antibodi dapat digunakan untuk mengidentifikasi golongan darah.

Jika kamu hendak melakukan transfusi darah, di mana darah diambil dari satu orang dan diberikan kepada orang lain, darah diuji terhadap sampel sel donor yang mengandung antigen ABO dan RhD. Jika tidak ada reaksi, darah donor dengan tipe ABO dan RhD yang sama dapat digunakan.

Sumber:
tribunnews.com, halodoc.com

Share:

Search This Blog

Categories

Blog Archive

Visitors

Flag Counter

Blog Archive