Berbagilah Dengan Sesama Tanpa Mengharapkan Apapun

Monday, September 28, 2020

Mengenal Penyakit Vertigo - Gejala, Penyakit dan Cara Mengobatinya

Pengertian Vertigo
Vertigo merupakan gejala dimana diri sendiri atau sekeliling terasa sedang berputar dan terjadi secara tiba-tiba. Gejala atas serangan vertigo berbeda-beda, ada yang ringan dan tidak terasa dan ada yang parah, serta bisa menghambat rutinitas seseorang karena bisa menyebabkan hilang keseimbangan dan disorientasi.

Saat vertigo menyerang, hal yang dirasakan bisa bervariasi, seperti pusing ringan dan muncul secara berkala. Jika serangan vertigo sudah parah, biasanya memiliki durasi yang lama dan bisa berlangsung selama beberapa hari, sehingga pengidapnya tidak bisa beraktivitas secara normal.

Faktor Risiko Vertigo
Berikut ini beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan gejala vertigo menyerang seseorang:
  • Berusia lebih dari 50 tahun.
  • Wanita.
  • Pernah atau sedang mengidap luka di kepala.
  • Sering menggunakan obat-obatan tertentu.
  • Ada anggota keluarga yang memiliki riwayat vertigo.
  • Mengalami infeksi pada telinga.
  • Sedang stres berat.
  • Sering mengonsumsi alkohol.
Penyebab Vertigo
Penyebab utama vertigo umumnya dikarenakan oleh adanya gangguan pada telinga bagian dalam, sehingga memicu masalah mekanisme keseimbangan tubuh. Selain penyebab utama tersebut, ada beberapa Penyebab lain vertigo, yaitu:
  • Perubahan posisi kepala tertentu.
  • Migrain atau sakit kepala tidak tertahankan.
  • Stroke, menghindari gerakan kepala secara tiba-tiba agar tidak terjatuh
  • Penyakit Meniere yaitu gangguan yang menyerang telinga bagian dalam.
  • Vestibular neuroniti, yaitu inflamasi saraf vestibular pada telinga bagian dalam.
  • Gangguan pada otak, misalnya tumor.
  • Obat-obatan tertentu yang menyebabkan kerusakan telinga.
  • Trauma atau luka di kepala dan leher.
Gejala Vertigo
Gejala yang umum terjadi adalah terasa benda di sekeliling berjalan memutar dengan diikuti telinga berdengung. Hal tersebut membuat rasa mual dan ingin muntah tidak bisa terhindarkan. Jika penyakit vertigo itu terus berlanjut, biasanya pengidap dapat terjatuh karena tidak kuat berdiri. Bahkan, apabila telah berbaring dan menutup mata, pengidap akan tetap merasa tubuhnya berputar-putar dan rasa berdebar hingga dapat menyebabkan pingsan.

Serangan awal vertigo biasanya berlangsung beberapa jam saja. Namun, jika tidak segera ditanggulangi, vertigo akan selalu kambuh dan kambuh lagi, dan apabila berulang dapat menyebabkan stroke.

Pengobatan Vertigo
Sebenarnya vertigo adalah sebuah gejala dan bukan sebuah penyakit. Dikarenakan vertigo adalah gejala, penanganan vertigo bisa dilakukan tergantung dari penyakit yang menimbulkan serangan vertigo datang. Beberapa kasus vertigo bisa sembuh tanpa pengobatan, dikarenakan otak berhasil adaptasi dengan perubahan pada telinga bagian dalam.

Vertigo membutuhkan langkah pengobatan khusus apabila disebabkan oleh:
Manuver Epley untuk menangani BBPV.
Obat-obatan.

Melakukan terapi rehabilitasi vestibular yang bertujuan untuk membantu otak beradaptasi dengan sinyal membingungkan dari telinga yang bisa jadi penyebab munculnya serangan vertigo, agar frekuensinya berkurang.

Selain dari metode pengobatan tersebut, penanganan vertigo bisa dilakukan saat berada di rumah selama gejala masih belum terlalu parah. Pengobatan di rumah bisa dengan melakukan pijatan ringan di sekitar area kepala, minum teh jahe, memakan kacang almond, meminum campuran cuka apel dengan madu. Terakhir, minum air putih yang cukup agar tubuh tidak dehidrasi. Hal itu tentu saja karena air putih memperlancar peredaran darah.

Pencegahan Vertigo
Berikut ini beberapa cara untuk mengurangi atau mencegah gejala-gejala vertigo muncul:
Menghindari gerakan secara tiba-tiba agar tidak terjatuh.
Segera duduk jika vertigo menyerang.
Gunakan beberapa bantal agar posisi kepala saat tidur menjadi lebih tinggi.
Gerakkan kepala secara perlahan-lahan.
Hindari gerakan kepala mendongak, berjongkok, atau tubuh membungkuk.

Kenalilah pemicu vertigo dan lakukan latihan yang dapat memicu vertigo. Otak akan menjadi terbiasa dan malah menurunkan frekuensi kambuhnya vertigo. Lakukan latihan ini dengan meminta bantuan orang lain.
Bagi yang juga mengidap penyakit Meniere, batasi konsumsi garam dalam menu sehari-hari.

12 Gejala Vertigo yang Perlu Diwaspadai
Pernahkah Moms merasakan sensasi kepala pusing berputar-putar? Hati-hati Moms, keluhan tersebut bisa jadi salah satu gejala vertigo, lho. Vertigo tidak bisa disepelekan begitu saja karena risikonya tergolong besar. Misalnya cedera karena Moms tiba-tiba pusing atau terjatuh.

Menurut National Health Service, vertigo terasa seperti Anda atau semua yang ada di sekitar Anda berputar. Kondisi ini cukup untuk memengaruhi keseimbangan Anda. Vertigo lebih dari sekadar merasa pusing.

Serangan vertigo dapat berlangsung dari beberapa detik hingga beberapa jam. Jika Moms menderita vertigo parah, ini bisa berlangsung selama berhari-hari atau berbulan-bulan.

Vertigo juga harus segera ditangani karena sensasinya yang tak tertahankan. Karena itu, Moms harus tahu betul apa saja tanda dan ciri-ciri vertigo sebelum terlambat. Simak penjelasannya di bawah ini ya, Moms.

Mengenal Penyakit Vertigo
Sebelum mengulas gejala vertigo, ada baiknya Moms mengenal dulu seluk-beluk penyakit yang satu ini. Vertigo bisa menyerang siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. Sayangnya, perempuan lebih banyak mengidap vertigo dibandingkan laki-laki.

Nayana Ambardekar, MD, dokter spesialis penyakit dalam dan asisten profesor di Universitas Emory mengatakan, umumnya, penyakit ini disebabkan oleh adanya masalah pada bagian dalam telinga kita. Misalnya ketika ada partikel kalsium sangat kecil yang menyumbat saluran telinga atau pertumbuhan jaringan abnormal pada telinga tengah.

"Infeksi pada telinga juga bisa menyebabkan vertigo. Infeksi dapat terjadi karena serangan bakteri maupun virus, tapi vertigo sendiri lebih banyak terjadi akibat virus," terangnya seperti dikutip dari Webmd.com.

Dalam kasus lainnya, vertigo bisa disebabkan oleh cedera pada kepala atau leher, masalah pada otak seperti stroke atau tumor otak, sakit kepala migrain, serta efek samping obat-obatan tertentu yang berdampak pada indra pendengaran.

Gejala Vertigo
Gejala vertigo yang sudah cukup umum diketahui adalah pusing hebat yang membuat dunia seolah berputar-putar kencang. Gejala yang satu ini biasanya muncul ketika Moms berubah posisi secara tiba-tiba. Misalnya Moms sudah berdiri lama saat memasak di dapur, lalu tiba-tiba menunduk untuk mengambil sendok yang jatuh.

Selain pusing luar biasa yang dirasakan, ada beberapa gejala vertigo lainnya yang mungkin Moms rasakan. Seperti dikutip dari Webmd.com, berikut daftarnya:
  • Kepala tiba-tiba berat
  • Badan seperti mau jatuh, kehilangan keseimbangan
  • Sensasi seolah badan ditarik kencang ke suatu arah
  • Mual parah (biasanya karena efek kepala pusing berputar-putar)
  • Muntah
  • Gerakan bola mata yang tak wajar dan tidak bisa dikendalikan
  • Sakit kepala
  • Berkeringat
  • Telinga berdenging
  • Sensasi telinga seolah penuh
  • Kehilangan pendengaran
  • Pingsan (kehilangan kesadaran)
Yang Harus Dilakukan Saat Gejala Vertigo Muncul
Ketika gejala vertigo muncul, segera cari bantuan atau tempat yang aman untuk beristirahat. Bila Moms sedang berkendara, menepi dulu dan sebisa mungkin cari pertolongan. Cari posisi yang stabil untuk kepala Moms, jangan sampai bergerak terlalu banyak.

Moms bisa minum obat pereda mual atau sakit kepala. Kalau Moms sudah pernah diberikan obat vertigo oleh dokter, langsung konsumsi obat tersebut.

Jika pusing dan gejala vertigo lainnya tak kunjung hilang setelah beristirahat dan minum obat, sebaiknya periksakan ke dokter. Dokter akan menangani vertigo tergantung dari penyebabnya. Karena itu, obatnya mungkin berbeda untuk setiap orang. Misalnya jika vertigo disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter akan memberikan antibiotik untuk melawan infeksi tersebut.

Dokter juga akan mengajari Moms teknik manuver kepala dan badan yang bisa membantu meringankan vertigo. Teknik ini aman dan dalam kebanyakan kasus cukup ampuh untuk meredakan gejala vertigo.

Dalam kasus yang langka, Moms mungkin perlu melakukan operasi. Namun, operasi hanya akan disarankan oleh dokter sebagai pertolongan terakhir jika semua cara sudah tak berhasil mengendalikan gejala vertigo.

Sumber:
halodoc.com, parenting.orami.co.id
Share:

7 Kebiasaan Buruk yang Bisa Menyebabkan Serangan Jantung

Serangan jantung merupakan kondisi jantung kehilangan oksigen karena adanya sumbatan mendadak pada arteri yang memberikan suplai darah untuk jantung. Ada beragam jenis pembuluh darah pada manusia dan salah satunya arteri.

Fungsi utama arteri untuk mendistribusikan darah ke seluruh tubuh. Arteri berperan sangat penting untuk saluran darah, sehingga mengharuskan kondisinya dalam keadaan terbuka.

Namun, ada beberapa kondisi yang membuat arteri menjadi tersumbat dan membuat darah tidak dapat mengalir, termasuk ke jantung. Kondisi inilah yang membuat jantung berhenti seketika.

Salah satu penyebab arteri tersumbat adalah kebiasaan buruk yang sering dilakukan sehingga membuatnya muncul plak. Pada keadaan plak tidak stabil, membuat permukaan plak dapat robek sehingga tubuh berusaha menutupnya dengan membuat gumpalan darah.

Gumpalan darah inilah yang menimbulkan sumbatan total atau sebagian pada arteri koroner. Akibatnya, arteri koroner tidak dapat mengalirkan darah kaya oksigen ke jantung sehingga dinamakan serangan jantung.

Kebiasaan Merokok
Tembakau pada rokok dapat merusak jantung dan pembuluh darah, yang meningkatkan risiko penyakit jantung seperti aterosklerosis dan serangan jantung. Nikotin pada rokok juga meningkatkan tekanan darah dan karbon monoksida yang mengurangi jumlah oksigen ke dalam darah. Selain perokok aktif, perokok pasif juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Kebiasaan Minum Alkohol
Minum alkohol terlalu banyak juga dapat meningkatkan kadar tekanan darah dan risiko penyakit jantung. Kandungan pada alkohol dapat meningkatkan kadar trigliserida, yang merupakan bentuk kolesterol yang dapat mengeraskan arteri.

Seseorang dianjurkan untuk mengonsumsi tidak lebih 1 gelas per hari untuk wanita dan tidak lebih dari 2 gelas per hari untuk pria.

Makan Berlebihan
Kelebihan berat badan merupakan faktor risiko utama penyakit jantung. Cobalah untuk makan lebih sedikit, menghindari porsi makan terlalu besar, dan mengganti minuman manis dengan air mineral.

Reynolds selaku Associate Director dari Cardiovascular Clinical Research Center di NYU menyarankan untuk mengurangi ukuran porsi untuk konsumsi karbohidrat berkalori tinggi.

Makan Daging Merah
Mengonsumsi daging merah terlalu sering sangat tidak dianjurkan. Hal ini dikarenakan daging merah mengandung banyak lemak jenuh.

Selain itu, daging olahan seperti bacon dan hot dog terbukti meningkatkan risiko penyakit kanker kardiovaskular dan kanker kolorektal.

Duduk Terlalu Lama
Duduk berlama-lama atau berjam-jam dapat meningkatkan risiko jantung dan stroke. Kondisi ini juga dapat terjadi pada mereka yang berolahraga secara teratur sekalipun, khusus mereka yang olahraganya terputus-putus.

Hal ini dikarenakan kurangnya gerakan dapat memengaruhi kadar lemak dan gula dalam darah. Reynolds menyarankan untuk berjalan-jalan secara berkala dan menyempatkan berdiri saat terlalu lama duduk.

Depresi
Apabila kamu terbiasa depresi atau stres, kamu perlu menghindari kebiasan buruk itu sedini mungkin. Kondisi ini dapat memengaruhi kesehatan jantung kamu.

Kata Reynolds, orang yang cenderung mudah stres berada dalam kondisi bahaya. Penelitian telah menunjukkan bahwa perlu tertawa dan mendapat dukungan sosial untuk mencegah serangan jantung.

Mendengkur
Mendengkur dapat menjadi tanda dari sesuatu yang lebih serius, yang disebut Obstructive Sleep Apnea Syndrome. Gangguan ini ditandai dengan napas yang terganggu selama tidur dan menyebabkan tekanan darah meroket tinggi.

Di Amerika, lebih dari 18 juta orang dewasa yang mengalami gangguan ini mampu meningkatkan risiko penyakit jantung. Begitu pun kelebihan berat badan dan obesitas.

Sumber:
liputan6.com
Share:

8 Jenis Penyakit Jantung pada Anak

Penyakit jantung cukup sulit jika menyerang orang dewasa. Akan tetapi, bisa sangat tragis ketika terjadi pada anak-anak. Sebab, berbagai jenis masalah jantung dapat memengaruhi anak-anak. 
Dikutip dari Healthline, masalah jantung yang memengaruhi anak-anak termasuk cacat jantung bawaan dan infeksi virus yang memengaruhi jantung. Bahkan, penyakit jantung yang didapat di kemudian hari karena penyakit atau sindrom genetik.

Kabar baiknya adalah dengan kemajuan di bidang kedokteran dan teknologi, banyak anak dengan penyakit jantung terus hidup aktif. Berikut 8 jenis gangguan jantung pada anak.

1. Penyakit jantung bawaan
Penyakit jantung bawaan adalah jenis penyakit jantung yang diderita anak sejak lahir, biasanya disebabkan oleh kelainan jantung yang muncul saat lahir. Di Amerika Serikat, diperkirakan 1 persen dari bayi yang lahir setiap tahun menderita penyakit jantung koroner.

Penyakit jantung bawaan yang memengaruhi anak-anak ialah gangguan katup jantung seperti penyempitan katup aorta, yang membatasi aliran darah. Kemudian, sindrom jantung kiri hipoplastik, kondisi ketika sisi kiri jantung tidak berkembang. Gangguan yang melibatkan lubang di jantung, biasanya di dinding antara bilik dan di antara pembuluh darah utama yang keluar dari jantung. 

Cacat jantung bawaan mungkin memiliki efek jangka panjang pada kesehatan anak. Mereka biasanya diobati dengan operasi, prosedur kateter, obat-obatan, dan pada kasus yang parah, transplantasi jantung. Namun, beberapa anak membutuhkan pemantauan dan pengobatan seumur hidup.

2. Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penumpukan lemak dan plak berisi kolesterol di dalam arteri. Saat penumpukan meningkat, arteri menjadi kaku dan menyempit, yang meningkatkan risiko pembekuan darah dan serangan jantung.

Biasanya dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengembangkan aterosklerosis. Tidak biasa bagi anak-anak atau remaja untuk menderita karenanya.

Namun, obesitas, diabetes, hipertensi, dan masalah kesehatan lainnya membuat anak berisiko lebih tinggi. Dokter merekomendasikan skrining untuk kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi pada anak-anak yang memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga penyakit jantung atau diabetes dan kelebihan berat badan atau obesitas.

Sementara itu, perawatan biasanya melibatkan perubahan gaya hidup. Di antaranya, peningkatan olahraga dan modifikasi pola makan.

3. Aritmia
Aritmia adalah ritme jantung yang tidak normal. Hal ini dapat menyebabkan jantung memompa kurang efisien.

Berbagai jenis aritmia dapat terjadi pada anak-anak, termasuk:
- Detak jantung cepat (takikardia), jenis yang paling umum ditemukan pada anak-anak adalah takikardia supraventrikular
- Detak jantung lambat (bradikardia)
- Long Q-T Syndrome (LQTS)
- Sindrom Wolff-Parkinson-White (sindrom WPW)
Gejalanya, termasuk kelemahan, kelelahan, pusing, pingsan, dan kesulitan makan. Perawatannya, tergantung pada jenis aritmia dan bagaimana hal itu memengaruhi kesehatan anak.

4. Penyakit Kawasaki
Penyakit Kawasaki merupakan penyakit langka yang terutama menyerang anak-anak dan dapat menyebabkan peradangan pada pembuluh darah di tangan, kaki, mulut, bibir, dan tenggorokan. Kondisi ini juga menghasilkan demam dan pembengkakan di kelenjar getah bening. Namun, peneliti belum yakin apa saja penyebabnya.

Menurut American Heart Association (AHA), penyakit ini merupakan penyebab utama kondisi jantung pada 1 dari 4 anak. Sebagian besar berusia di bawah lima tahun.

Pengobatan tergantung pada luasnya penyakit, tetapi seringkali melibatkan pengobatan yang tepat dengan gamma globulin atau aspirin (Bufferin) intravena. Di sisi lain, obat yang tergolong kortikosteroid terkadang dapat mengurangi komplikasi di masa depan. 

5. Murmur jantung
Murmur jantung adalah kondisi suara yang dibuat oleh darah yang beredar melalui ruang atau katup jantung, atau melalui pembuluh darah di dekat jantung. Sering kali kondisi ini tidak berbahaya.

Di lain waktu, mungkin menandakan masalah kardiovaskular yang mendasarinya.
Murmur jantung dapat disebabkan oleh penyakit jantung koroner, demam, atau anemia. Jika dokter mendengar murmur jantung yang tidak normal pada anak, mereka akan melakukan tes tambahan untuk memastikan jantungnya sehat.

Murmur jantung ringan biasanya hilang dengan sendirinya. Tetapi, jika murmur jantung disebabkan oleh masalah pada jantung, mungkin memerlukan perawatan tambahan yang lebih intensif.

6. Perikarditis
Kondisi ini terjadi ketika kantung atau selaput tipis yang mengelilingi jantung (perikardium) meradang atau terinfeksi. Jumlah cairan di antara dua lapisannya meningkat, merusak kemampuan jantung untuk memompa darah seperti seharusnya.

Perikarditis dapat terjadi setelah operasi untuk memperbaiki penyakit jantung koroner, atau mungkin disebabkan oleh infeksi bakteri, trauma dada, atau gangguan jaringan ikat seperti lupus. Perawatannya, tergantung pada tingkat keparahan penyakit, usia anak, dan kesehatan mereka secara keseluruhan.

7. Penyakit jantung rematik
Jika tidak diobati, bakteri streptokokus yang menyebabkan radang tenggorokan dan demam berdarah juga dapat menyebabkan penyakit jantung rematik. Penyakit ini dapat merusak katup jantung dan otot jantung secara serius dan permanen (dengan menyebabkan radang otot jantung, yang dikenal sebagai miokarditis).

Menurut Rumah Sakit Anak Seattle, demam rematik biasanya terjadi pada anak-anak berusia 5 hingga 15 tahun, tetapi biasanya gejala penyakit jantung rematik tidak muncul selama 10 hingga 20 tahun setelah penyakit aslinya.

Namun, demam rematik dan penyakit jantung rematik jarang terjadi, bahkan di Amerika Serikat. Sementara itu, penyakit ini bisa dicegah dengan segera mengobati radang tenggorokan dengan antibiotik.

8. Infeksi virus
Virus selain menyebabkan penyakit pernapasan atau flu juga bisa memengaruhi kesehatan jantung. Sebab, infeksi virus dapat menyebabkan miokarditis, yang dapat memengaruhi kemampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Infeksi virus pada jantung jarang terjadi dan mungkin menunjukkan sedikit gejala. Jika memang muncul, gejala tersebut mirip dengan gejala mirip flu, termasuk kelelahan, sesak napas, dan rasa tidak nyaman di dada. Perawatan melibatkan obat-obatan dan perawatan untuk gejala miokarditis.

Sumber:
medcom.id
Share:

9 Jenis Penyakit Jantung dan Gejalanya yang Umum Terjadi, Waspadai

Ada beragam jenis penyakit jantung dan gejalanya yang perlu dikenali dan diwaspadai. Penyakit jantung merupakan bagian dari penyakit kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular yang paling banyak merenggut nyawa adalah penyakit jantung dan stroke.

Jenis penyakit jantung dan gejalanya pun beragam dan dapat menyerang siapapun. Karena merupakan jenis penyakit yang tidak bisa dianggap sepele, maka penting untuk mengenal jenis penyakit jantung dan gejalanya agar dapat segera mendapat penanganan.

Penyakit yang mengacu pada masalah dan kelainan bentuk pada jantung ini memiliki gejala yang memengaruhi bagian organ yang berbeda dan terjadi dengan cara yang berbeda pula. Tak heran kalau ada beragam jenis penyakit jantung dan gejalanya.

Walaupun penyakit jantung bisa mematikan, maka penting untuk mengenal jenis penyakit jantung dan gejalanya agar dapat melakukan tindakan pencegahan.

Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung
Penyakit Jantung Koroner
Jantung Koroner merupakan jenis penyakit jantung pertama yang umum terjadi. Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau arteri koroner terjadi ketika arteri di jantung menyempit atau tersumbat.

Jenis penyakit jantung dan gejalanya ini dapat membuat sakit di dada, disebut angina, atau menyebabkan serangan jantung. Gejala penyakit jantung koroner dapat meliputi nyeri dada atau ketidaknyamanan, perasaan tertekan atau diremas di dada, sesak napas, mual, dan gangguan pencernaan atau gas.

Nyeri dada akibat PJK bisa dirasakan menjalar hingga ke leher, rahang, tenggorokan, punggung, dan lengan. Apabila dibiarkan tanpa penanganan, kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi berupa serangan jantung.

Serangan Jantung
Serangan Jantung merupakan kondisi darurat yang terjadi saat pasokan darah ke jantung terhambat secara total, sehingga sel-sel otot jantung mengalami kerusakan. Serangan jantung biasanya disebabkan oleh penyakit jantung koroner.

Jenis penyakit jantung dan gejalanya yang muncul biasanya berupa nyeri dada, sesak napas, dan keringat dingin. Apabila kondisi ini tidak segera ditangani, serangan jantung dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ tersebut. Bila kerusakan semakin meluas, penderita serangan jantung dapat mengalami henti jantung mendadak.

Aritmia dan Penyakit Jantung Bawaan
Aritmia
Aritmia merupakan irama jantung yang abnormal. Saat seseorang mengalami aritmia, jantung memiliki pola detak yang tidak teratur. Aritmia serius sering berkembang dari masalah jantung lain tetapi juga bisa terjadi sendiri. Detak jantung yang tidak teratur adalah umum dan semua orang mengalaminya.

Namun, ketika detak jantung berubah terlalu banyak atau terjadi karena jantung yang rusak atau lemah, kondisi ini perlu ditanggapi lebih serius. Jenis penyakit jantung dan gejalanya ini berupa pusing, jantung berdebar atau jantung berdetak kencang, denyut nadi lambat, pingsan, pusing, dan sakit dada.

Penyakit Jantung Bawaan
Penyakit jantung bawaan merupakan istilah umum untuk beberapa kelainan bentuk jantung yang telah ada sejak lahir. Contoh penyakit jantung bawaan di antaranya adalah:

Cacat septum: Adanya lubang antara dua bilik jantung.
Kelainan obstruksi: Aliran darah melalui berbagai bilik jantung sebagian atau seluruhnya tersumbat.
Penyakit jantung sianotik: Kerusakan pada jantung menyebabkan kekurangan oksigen di seluruh tubuh.

Jenis penyakit jantung dan gejalanya berupa kulit berwarna biru, pembengkakan ekstremitas, sesak napas atau kesulitan bernafas, kelelahan dan energi rendah, dan irama jantung yang tidak teratur.

Gagal Jantung dan Penyakit Katup Jantung
Gagal Jantung
Gagal jantung juga dikenal sebagai gagal jantung kongestif. Jenis penyakit jantung terjadi ketika jantung tidak memompa darah ke seluruh tubuh secara efisien. Penyakit arteri koroner atau tekanan darah tinggi dapat, dari waktu ke waktu, membuat jantung terlalu kaku atau lemah untuk diisi dan dipompa dengan baik.

Gagal jantung dapat menimbulkan gejala yang meliputi:
- Sesak nafas (dispnea) saat memaksakan diri atau saat berbaring.
- Kelelahan dan kelemahan
- Pembengkakan (edema) di kaki dan pergelangan kaki.
- Detak jantung cepat atau tidak teratur
- Batuk terus menerus atau mengi dengan dahak berwarna putih atau merah muda
- Kebutuhan buang air kecil yang meningkat di malam hari
- Pembengkakan perut
- Penambahan berat badan sangat cepat dari retensi cairan
- Kurang nafsu makan dan mual
- Kesulitan berkonsentrasi atau penurunan kewaspadaan
- Nyeri dada, jika gagal jantung disebabkan oleh serangan jantung.

Penyakit Katup Jantung
Jantung memiliki empat katup yang membuka dan menutup aliran darah langsung antara empat ruang jantung, paru-paru, dan pembuluh darah. Cacat bisa membuat katup sulit untuk membuka dan menutup dengan benar. Ketika itu terjadi, aliran darah bisa tersumbat atau darah bisa bocor.

Penyebab masalah katup jantung termasuk infeksi seperti demam rematik, penyakit jantung bawaan, tekanan darah tinggi, penyakit arteri koroner, atau akibat serangan jantung. Tanda dan gejala penyakit katup jantung meliputi:

- Suara abnormal (murmur jantung) ketika dokter mendengarkan detak jantung dengan stetoskop.
- Kelelahan
- Napas tersengal-sengal, terutama ketika sangat aktif atau ketika berbaring.
- Pembengkakan pergelangan kaki dan kaki
- Pusing
- Pingsan
- Detak jantung tak teratur.

Penyakit Otot Jantung, Endokarditis, dan Tumor Jantung
Penyakit Otot Jantung (Cardiomyopathy)
Kardiomiopati adalah jenis penyakit jantung yang menyebabkan otot-otot jantung tumbuh lebih besar dan menjadi kaku, tebal, atau lemah. Jantung mungkin terlalu lemah untuk memompa dengan baik. Ada banyak kemungkinan penyebab penyakit, termasuk kondisi jantung genetik, reaksi terhadap obat atau racun tertentu (seperti alkohol), dan infeksi dari virus. Gejala kondisi ini meliputi:

- kelelahan
- kembung
- kaki bengkak, terutama pergelangan kaki dan kaki
- sesak napas
- berdebar atau denyut nadi cepat

Endokarditis
Jenis penyakit Endokarditis merupakan infeksi pada jaringan ikat yang melapisi dinding dan katup jantung. Infeksi ini terjadi ketika kuman dari bagian tubuh lain seperti mulut dan kulit, masuk ke dinding jantung melalui aliran darah.

Bakteri atau jamur yang menyebabkan jenis penyakit jantung ini masuk melalui luka pada tubuh atau luka di mulut, pemasangan kateter, pemakaian jarum yang tidak steril untuk tato atau tindik, dan penggunaan NAPZA suntikan.

Jenis penyakit jantung dan gejalanya ini sering muncul berupa demam dan menggigil, sesak napas, dan nyeri dada saat menarik napas, keringat berlebih pada malam hari, pembengkakan pada tungkai atau perut, serta terdengar bising jantung atau bunyi jantung tidak normal.

Tumor Jantung
Tumor jantung merupakan pertumbuhan jaringan abnormal padad dinding jantung. Tumor dapat bersifat kanker (ganas) atau non-kanker (jinak). Tumor ini dapat tumbuh di dinding otot jantung atau lapisan pelindung jantung (perikardium).

Apabila ukurannya semakin besar, otot ini bisa mendesak dinding jantung dan menyebabkan jantung sulit memompa darah. Sering kali tumor jantung tidak menunjukkan gejala. Meski begitu, sebagian penderita tumor jantung bisa menunjukkan gejala ringan hingga berat.

Jenis penyakit jantung dan gejalanya meliputi sesak napas, pembengkakan di kaki, jantung berbdebar tidak beraturan, kelelahan, tekanan darah rendah, pusing, dan penurunan berat badan.

Sumber:
liputan6.com
Share:

Memahami Karakteristik Golongan Darah A, B, AB dan O

Golongan darah tiap individu tidak sama. Perbedaan golongan darah dikelompokkan dalam tipe A, B, AB, atau O. Status rhesus (Rh) darah pun dibagi menjadi negatif dan positif. Perbedaan-perbedaan tersebut perlu diperhatikan dalam penggunaan darah di dunia medis.
Baik bagi Anda untuk mengetahui karakteristik tersebut, mengingat darah memiliki peranan yang sangat penting bagi tubuh.

Golongan darah seseorang ditentukan berdasarkan ada atau tidaknya zat antigen pada sel darah merah dan plasma darah. Antigen berfungsi seperti tanda pengenalan sel tubuh Anda. Ini supaya tubuh bisa membedakan sel tubuh sendiri dari sel yang berasal dari luar tubuh. Jika sel dengan antigen yang berlawanan masuk ke dalam tubuh, maka sistem kekebalan tubuh akan memulai perlawanan terhadap sel yang dianggap asing tersebut dengan memproduksi antibodi.

Ada dua teknik yang dipakai untuk mengelompokkan darah, yaitu menggunakan sistem ABO dan rhesus (Rh). Kedua sistem ini bisa sangat membantu jika Anda ingin melakukan transfusi darah.

Melalui sistem ABO, golongan darah dibagi menjadi 4 tipe, yaitu A, B, AB dan O.
Jika Anda memiliki golongan darah A, maka Anda memiliki antigen A pada sel darah merah dan memproduksi antibodi untuk melawan sel darah merah dengan antigen
Jika Anda memiliki golongan darah B, maka Anda memiliki antigen B pada sel darah merah dan memproduksi antibodi A untuk melawan sel darah merah dengan antigen A.
Jika Anda memiliki golongan darah AB, maka Anda memiliki antigen A dan B pada sel darah merah. Ini juga berarti Anda tidak memiliki antibodi A dan B pada plasma darah.
Jika Anda memiliki golongan darah O, maka Anda tidak memiliki antigen A atau B pada sel darah merah. Orang bergolongan darah O memproduksi antibodi A dan B di plasma darah.

Dulu, pemilik golongan darah O bisa mendonorkan darahnya kepada siapa pun, namun kini tidak lagi dianjurkan. Golongan darah O negatif kemungkinan memiliki antibodi yang bisa menyebabkan reaksi serius selama transfusi darah berlangsung. Sedangkan golongan darah O positif hanya boleh diberikan dalam situasi darurat, yaitu jika pasien sedang terancam jiwanya atau persediaan tipe darah yang sesuai tidak mencukupi.

Sebaliknya, golongan darah AB tergolong penerima universal. Kalangan ini bisa mendapat transfusi darah dari jenis A, B, AB, atau O. Namun kalangan ini hanya bisa mendonorkan darahnya kepada mereka dengan darah jenis AB saja.

Faktor resus (Rh) adalah jenis antigen yang ada pada sel darah merah. Jika darah memiliki faktor Rh maka dikatakan resus positif, dan jika tidak memiliki faktor Rh maka dikatakan resus negatif.

Orang yang memiliki Rh negatif bisa mendonorkan darahnya kepada orang yang memiliki status Rh negatif dan Rh positif. Pendonor dengan Rh positif hanya bisa memberikan darahnya kepada orang dengan status Rh positif.

Dengan mengetahui karakteristik golongan darah, risiko Anda terkena komplikasi akan berkurang. Ketidakcocokan Rh dan ABO pada saat transfusi darah bisa menyebabkan reaksi serius yang bisa membahayakan nyawa. Mengetahui status Rh darah juga penting bagi ibu hamil.
Pengaruh Golongan Darah Orang Tua kepada Anak

Golongan darah Anda dan pasangan akan menentukan golongan darah anak. Namun perlu diingat bahwa golongan darah anak tidak selalu sama persis dengan ayah atau ibu. Ada beberapa perpaduan golongan darah yang menghasilkan jenis berbeda.

Berikut ini golongan darah yang kemungkinan dimiliki oleh anak Anda.
Golongan darah O dan O. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O.
Golongan darah O dan A. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O atau A.
Golongan darah O dan B. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O atau B.
Golongan darah A dan A. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O atau A.
Golongan darah A dan B. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O, A, B, atau AB.
Golongan darah B dan B. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O atau B.
Golongan darah AB dan O. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah A atau B.
Golongan darah AB dan A. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah A, B, atau AB.
Golongan darah AB dan B. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah A, B, atau AB.
Golongan darah AB dan AB. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah A, B, atau AB.

Mengetahui golongan darah dapat bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Oleh karena itu, periksakanlah golongan darah Anda, jika Anda belum mengetahuinya.

Perbedaan Golongan Darah dan Rhesus Darah
setiap orang memiliki golongan darah yang tidak sama. Jika pun sama, ini disebabkan karena genetik dari orang tua. Benar sekali, golongan darah ditentukan dari faktor genetik. Jadi, jika kamu memiliki golongan darah yang sama persis dengan orang lain, bisa jadi orang tua kamu dan orang tersebut memiliki golongan darah yang sama juga. 

Kamu harus tahu, penting untuk memahami karakteristik masing-masing golongan darah yang dimiliki manusia. Bukan tanpa alasan, darah berperan sangat penting untuk tubuh. Jika terjadi masalah pada darah dan dibutuhkan donor atau transfusi, kamu tahu kapan saatnya kamu mendonorkan darahmu. Beda golongan darah, beda pula rhesusnya. Sebenarnya, apa bedanya golongan darah rhesus darah?

Apa Bedanya Golongan Darah dan Rhesus Darah?
Darah mengandung sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit atau keping darah dalam cairan yang disebut plasma darah. Nah, golongan darah seseorang bisa diidentifikasi oleh antibodi dan antigen dalam darah. Jangan salah, antibodi dan antigen ini berbeda, lho. Apa bedanya? 

Antibodi merupakan sejenis protein yang terdapat di dalam plasma darah dan merupakan bagian dari pertahanan alami tubuh. Antibodi akan mengenali zat asing, seperti kuman, virus, dan bakteri. Kemudian, antibodi mengirimkan sinyal peringatan pada sistem kekebalan tubuh untuk menghancurkan semua zat asing yang berbahaya tersebut. Sementara itu, antigen adalah molekul protein yang ditemukan di permukaan sel darah merah. 

Pada sistem golongan darah, ada empat tipe golongan darah utama, yaitu:
Golongan darah A memiliki antigen A pada sel darah merah dengan antibodi anti-B dalam plasma;
Golongan darah B memiliki antigen B dengan antibodi anti-A dalam plasma;
Golongan darah O tidak memiliki antigen, tetapi kedua antibodi anti-A dan anti-B ada di dalam plasma;
Golongan darah AB yang memiliki antigen A dan B, tetapi tidak memiliki antibodi anti-A dan anti-B. 

Namun, sel darah merah terkadang memiliki antigen lain, protein yang dikenal dengan antigen Rh. Jika ada di dalam darah, maka kamu memiliki Rh positif, tetapi jika tidak ada, maka Rh-nya negatif. Jika dikaitkan dengan golongan darah, maka setiap golongan darah memiliki dua antigen, yaitu Rh positif dan negatif. Misalnya, kamu bergolongan darah A, bisa jadi termasuk A dengan Rh positif atau A+, bisa juga A dengan Rh negatif atau A-.

Pada kebanyakan kasus, golongan darah O dengan Rh negatif diberikan kepada siapa saja. Oleh karenanya, ini sering digunakan dalam kondisi darurat medis ketika golongan darah seseorang tidak diketahui dan ia membutuhkan transfusi segera. Pasalnya, golongan darah O dengan Rh- ini tidak memiliki antigen A maupun B di permukaan sel, dan cocok dengan setiap golongan darah A, B, atau O dan Rh lainnya. 

Jika kamu penasaran dengan golongan darah dan rhesus yang ada di dalam darah, kamu bisa melakukan tes darah dengan mudah kok. Pakai saja fitur Cek Lab dari aplikasi Halodoc. Kapan saja dan di mana saja, tes golongan darah bisa kamu lakukan. 

Golongan Darah dan Kehamilan
Khusus untuk ibu hamil, tes golongan darah harus dilakukan. Jangan anggap sepele, karena janin yang berada di dalam kandungan bisa saja memiliki Rh yang berbeda dengan ibu, dan kondisi ini bisa sangat mengancam nyawa. Ibu dengan Rh negatif harus menerima darah dari Rh yang sama. Inilah mengapa tes golongan darah dilakukan.
Kenali Arti Golongan Darah Rhesus yang Tertera di Kartu Golongan Darah Anda
Saat akan menjalani tes darah atau donor darah, Anda mungkin menyadari bahwa hasil pemeriksaan darah yang diberikan tidak hanya menunjukkan golongan darah berupa A, B, O, dan AB, tetapi juga golongan darah rhesus.
Mungkin Anda belum mengetahui secara pasti apa itu golongan darah rhesus dan mengapa terdapat golongan darah rhesus positif dan rhesus negatif. Tidak perlu bingung karena pemahaman mengenai golongan darah rhesus tidak serumit meneliti darah di laboratorium.

Apa itu golongan darah rhesus?
Berbeda dengan golongan darah yang biasanya Anda ketahui, golongan darah A, B, O, dan AB memberitahukan ada tidaknya antigen dan antibodi A atau B dalam darah, sementara golongan darah rhesus merujuk pada ada tidaknya protein Rh atau rhesus dalam darah.Golongan darah rhesus positif berarti orang tersebut memiliki protein Rh di dalam darahnya dan golongan darah rhesus negatif menandakan bahwa orang tersebut tidak memiliki protein Rh dalam darahnya.Oleh karenanya, jika Anda memiliki golongan darah O, maka Anda bisa memiliki golongan darah O rhesus positif (O+) atau golongan darah O rhesus negatif (O-). Setiap golongan darah A, B, O, dan AB akan memiliki golongan darah rhesus positif ataupun negatif.Jika Anda memiliki golongan darah rhesus negatif, Anda tidak perlu khawatir karena memiliki golongan darah rhesus negatif tidak berarti Anda memiliki kondisi medis tertentu atau mengalami cacat. Golongan darah rhesus hanya mengindikasikan ada tidaknya protein Rh dalam darah.

Mengapa golongan darah rhesus perlu diketahui?Tidak hanya jenis golongan darah A, B, O, dan AB yang perlu diketahui saat akan melakukan transfusi darah, dalam donor darah, golongan darah rhesus juga perlu diketahui untuk memastikan bahwa seseorang bisa menerima donor darah yang diberikan.Saat transfusi darah, golongan darah rhesus positif bisa diberikan darah orang yang memiliki golongan darah rhesus negatif maupun positif. Namun, orang yang memiliki golongan darah rhesus negatif hanya bisa diberikan darah dari orang yang memiliki golongan darah rhesus negatif. Jika tidak, bisa terjadi komplikasi yang berbahaya.Selain pertimbangan dari rhesus, tentunya orang yang akan menerima transfusi darah harus memiliki golongan darah A, B, O, atau AB yang sama dengan golongan darah rhesus yang sesuai.Contohnya, orang yang memiliki golongan darah A rhesus negatif hanya bisa diberikan darah dari orang yang memiliki golongan darah A rhesus negatif pula.Selain untuk keperluan transfusi darah, mengetahui golongan darah rhesus juga penting untuk kehamilan dan kelahiran. Tiap calon ibu akan menjalani tes darah untuk mengetahui golongan darah rhesusnya saat masa kehamilan.

Pentingnya golongan darah rhesus saat kehamilanCalon ibu yang memiliki golongan darah rhesus negatif dengan anak yang memiliki golongan darah rhesus positif memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi. Hal ini karena terdapat kemungkinan darah dari anak bisa bercampur dengan darah sang ibu saat sedang proses melahirkan atau saat calon ibu mengalami pendarahan.Saat darah dari bayi yang memiliki golongan darah rhesus positif tercampur dengan darah ibu yang memiliki rhesus negatif, tubuh sang ibu akan menghasilkan antibodi Rh yang bisa membahayakan bayi yang akan dikandung berikutnya.Bila bayi berikutnya yang dikandung oleh sang Ibu juga memiliki golongan darah rhesus positif, maka antibodi Rh dalam tubuh sang ibu yang diproduksi karena paparan darah bayi yang pertama kali dikandung dapat melewati plasenta dan merusak sel darah merah pada bayi kedua. Kerusakan sel darah merah ini bisa memicu anemia yang membahayakan bayi kedua. Gejala yang dialami bayi bisa berupa kuning pada kulit dan bagian putih mata, penurunan kesadaran dan kelemahan otot.Oleh karenanya, calon ibu akan diberikan tes darah saat trimester pertama, minggu ke-28 masa kehamilan, dan saat akan melahirkan. Jika calon ibu belum menghasilkan antibodi Rh, maka dokter akan menyuntikkan Rh immune globulin untuk mencegah produksi antibodi Rh saat kehamilan.Seusai melahirkan, apabila bayi yang dilahirkan memiliki golongan darah rhesus negatif, maka sang ibu tidak perlu mendapatkan suntikan Rh immune globulin. Akan tetapi, jika bayi yang lahir memiliki golongan darah rhesus positif, maka sang ibu akan disuntikkan Rh immune globulin.Selalu konsultasikan ke dokter kandungan apabila Anda memiliki golongan darah rhesus negatif dan pasangan memiliki golongan darah rhesus positif.

Bukan Cuma Golongan Darah, Rhesus Juga Perlu Diketahui
Tidak banyak yang tahu kalau mengetahui golongan darah sangat penting sebagai referensi dan rekomendasi kesehatan. Golongan darah diwarisi dari orangtua dan ditentukan oleh dua faktor, yakni sistem pengelompokan ABO dan faktor rhesus.

Dimulai dengan sistem ABO, ada empat golongan darah, yaitu A, B, AB, dan O. Jenis darah yang kamu miliki didasarkan pada ada atau tidaknya antigen dan antibodi dalam darah. Antigen adalah protein yang menempel pada permukaan sel darah merah, sedangkan antibodi diproduksi dalam plasma atau bagian cair dari darah.

Jenis antigen yang kamu miliki menentukan jenis darahmu. Misalnya, jika kamu memiliki antigen A pada sel darah maka golongan darahmu adalah A. Jika seseorang memiliki antigen A dan B, termasuk tipe AB. Dan jika tidak memiliki antigen, maka golongan darahmu adalah O. Untuk setiap antigen pada sel darah, antibodi yang berlawanan diproduksi dalam plasma. Sebagai contoh, darah tipe B memiliki antibodi anti-tipe A.

Selain sistem ABO, golongan darah juga ditentukan oleh ada tidaknya antigen lain yang dikenal sebagai faktor rhesus. Misalnya, jika kamu rhesus negatif dan memiliki darah tipe A, kamu A negatif. Jika kamu memiliki darah tipe B dan juga rhesus positif, maka golongan darahmu B positif. Walaupun ada lebih dari 20 sistem golongan darah, tetapi ABO dan rhesus adalah yang paling penting.

Setiap orang memiliki dua faktor rhesus dalam genetika mereka, yaitu satu dari masing-masing orangtua. Satu-satunya cara bagi seseorang untuk memiliki golongan darah negatif adalah bagi kedua orangtua untuk memiliki setidaknya satu faktor negatif. Misalnya, jika faktor rhesus seseorang positif, maka anak tidak mungkin memiliki golongan darah negatif.

Pentingnya mengetahui golongan darah untuk mencegah risiko kamu menerima golongan darah yang tidak kompatibel pada saat dibutuhkan, seperti selama transfusi darah atau selama operasi. Jika dua jenis darah berbeda dicampur, maka dapat menyebabkan penggumpalan sel darah yang bisa berakibat fatal.

Mengetahui golongan darah rhesus sangat penting bagi ibu hamil. Jika seorang perempuan dengan rhesus negatif dan hamil dengan bayi yang rhesus positif, itu dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai ketidakcocokan rhesus.

Jika darah bayi rhesus positif bercampur dengan ibu, itu dapat memicu produksi antibodi terhadap darah bayi yang dikenal sebagai sensitisasi rhesus. Karenanya, untuk menghindari risiko ini, diperlukan pemeriksaan golongan darah di awal kehamilan. Jika si ibu ternyata rhesus negatif, ia menerima suntikan yang disebut imunoglobulin yang mencegah produksi dan sensitisasi antibodi.

Jika ia tidak menerima suntikan, tubuhnya akan mengembangkan antibodi yang dapat menyerang sel darah merah positif bayi pada kehamilan berikutnya, yang akan menyebabkan HDN. HDN dapat menyebabkan penyakit serius, kerusakan otak, bahkan kematian pada janin atau bayi baru lahir.

Wanita hamil biasanya menerima imunoglobulin dua kali selama kehamilan. Sekali pada sekitar 28 minggu kehamilan dan suntikan, selanjutnya dalam 72 jam setelah melahirkan, jika kenyataannya bayi yang baru lahir adalah rhesus positif.

Kenali ‘Rhesus’ Anda
Penggolongan golongan darah selain berupa sistem A, B, AB, dan O juga dikenal dengan sistem rhesus. Pada 1901, Landsteiner menemukan golongan darah sistem ABO dan kemudian sistem antigen rhesus (Rh) ditemukan oleh Levine dan Stetson pada 1939. Kedua sistem ini menjadi dasar penting bagi transfusi darah. Dinamakan rhesus karena dalam penelitian mereka menggunakan darah Kera Rhesus (Macaca mulatta).

Sistem rhesus terdiri atas dua jenis yaitu rhesus positif (Rh+) dan rhesus negatif (Rh-) berdasarkan ada tidaknya antigen rhesus pada dinding sel darah merah seseorang. Rh+ dalam darahnya memiliki antigen rhesus yang ditunjukkan dengan reaksi positif atau dijumpai adanya gumpalan sel darah merah pada waktu dilakukan tes dengan antibodi Rh. Sedangkan Rh- dalam darahnya tidak memiliki antigen rhesus yang menunjukkan reaksi negatif atau tidak dijumpai penggumpalan saat dilakukan tes dengan antibodi Rh. Dalam penulisannya, jenis penggolongan rhesus ini digabungkan dengan penggolongan ABO yaitu berupa A+ dan A-, B+ dan B-, O+ dan O- serta AB+ dan AB-.

Golongan Rh- merupakan golongan darah yang termasuk langka. Langkanya golongan darah ini disebabkan karena sifat alelnya yang resesif, sehingga Rh- baru akan muncul apabila alel resesif bertemu dengan alel resesif. Sebanyak 85% penduduk di dunia memiliki Rh+, dan hanya 15% yang memiliki Rh-. Jumlah terbanyak rhesus negatif adalah pada ras kulit putih non hispanik dan yang paling sedikit adalah penduduk Asia. Dari 15% Rh- di dunia, jumlah terbanyak adalah O negatif (6%), A negatif (6%), selanjutnya B negatif (2%) dan yang paling sedikit adalah AB negatif hanya 1%.

Di Indonesia, pemilik Rh- hanya berjumlah 1% dari total seluruh penduduk Indonesia dan tersebar luas di seluruh tanah air. Di Aceh khususnya, saat ini data yang sudah terkumpul jumlah pemilik rhesus negatif, yaitu sekitar 139 orang atau 0,0026% dari total penduduk Aceh. Sungguh angka perbandingan yang sangat jauh. Hal ini selain disebabkan karena memang langkanya jumlah pemilik Rh-, juga faktor tidak diketahuinya rhesus seseorang juga merupakan faktornya. Tidak mengetahui rhesus tentu saja disebabkan karena tidak pernah memeriksa golongan darah plus rhesus-nya dan tentu saja sudah dapat dipastikan belum pernah melakukan donor darah.

Membangun kesadaran
Saat ini di Aceh sudah terbentuk Komunitas Rhesus Negatif yang beranggotakan para pemilik golongan darah Rh- yang dibentuk pada 14 Juni 2011. Komunitas ini mempunyai visi membangun kesadaran aktif dan partisipatif para pemilik darah Rh-. Sedangkan misinya yaitu aktif melakukan sosialisasi mengenai Rh- secara rutin melalui media online maupun media konvensional, menghimpun seluas-luasnya para pemilik darah Rh-, tidak terbatas usia, mendorong kesadaran donor darah sebagai pola hidup sehat.

Di samping itu juga dimaksudkan untuk membantu Palang Merah Indonesia (PMI) secara aktif dan konsisten dalam setiap kebutuhan darah Rh-, membina kerja sama dan persaudaraan antarsesama pemilik darah Rh-atas dasar nilai kekeluargaan, saling percaya dan saling menghargai, juga membina kerja sama dengan komunitas/lembaga/institusi lain dalam setiap kegiatan sosial kemanusiaan dan dalam setiap kebutuhan darah Rh- serta mengutamakan nilai ketulusan dan keikhlasan dalam menjalankan visi. Saat ini jumlah pemilik golongan darah Rh- terdiri dari A Rh- yaitu 37 orang, B Rh- 37 orang, O Rh- 56 orang dan AB Rh- hanya 9 orang.

Transfusi darah merupakan suatu rangkaian proses pemindahan darah dari seorang pendonor kepada resipien (penerima) sebagai upaya pengobatan bahkan sebagai upaya untuk menyelamatkan kehidupan. Berdasarkan data dari PMI Kota Banda Aceh, bahwa kebutuhan darah setiap harinya adalah 80-100 kantong per hari. Permintaan darah terus meningkat, permintaan tersebut berasal dari berbagai rumah sakit yang ada di Aceh.

Jumlah tersebut baru bisa terpenuhi jika masyarakat aktif mendonorkan darahnya. Perlu digarisbawahi bahwa donor darah jangan hanya di saat ada keluarga kita yang sakit saja akan tetapi jadikan donor darah sebagai perilaku dan gaya hidup sehat. Mendonorkan darah tidak hanya bermanfaat untuk mereka yang membutuhkan darah tersebut, tapi juga bermanfaat bagi pendonor itu sendiri.

Manfaat donor darah sangat banyak, di antaranya yaitu menjaga kesehatan jantung, meningkatkan oksigenasi jaringan, mengembalikan dan mempertahankan volume normal peredaran darah, meningkatkan produksi sel darah merah, serta mendeteksi penyakit serius. Berbagai penyakit yang bisa terdeteksi dengan donor darah yaitu Hepatitis A, B, C, malaria, HIV, Sifilis. Transfusi darah merupakan live saving therapy, tetapi juga replacement therapy sehingga darah yang diberikan haruslah merupakan safety blood.

Berakibat fatal
Orang yang memiliki darah dengan rhesus negatif (A-, B-, AB- dan O-), hanya bisa menerima transfusi darah dari orang yang golongan dan rhesus-nya sama. Orang dengan Rh- tidak bisa menerima donor dari orang dengan Rh+, demikian juga sebaliknya. Apabila orang dengan Rh- diberikan transfusi darah Rh+ maka kemungkinan bisa terjadi hal yang fatal. Dalam darah Rh+ terdapat kandungan antigen, ketika darah ini masuk ke dalam tubuh orang dengan Rh-, akan dianggap sebagai benda asing sehingga antibodi akan berusaha menghancurkan benda asing tersebut dan akibatnya terjadi penggumpalan darah dan bisa menyebabkan kematian.

Pasangan yang akan menikah juga sangat penting mengetahui rhesus-nya. Ketidaksamaan rhesus suami istri ini menjadi awal ketidakcocokan rhesus yang sangat berbahaya bagi janin dalam kandungan. Jika terjadi fertilisasi, rhesus ibu dan janin berbeda, maka antibodi akan menghancurkan benda asing (janin) pada ibu karena janin dianggap benda asing sehingga terjadi kematian atau keguguran janin, atau bisa saja bayinya lahir tapi akan terjadi berbagai komplikasi.

Pada saat kehamilan pertama mungkin tidak terlalu berbahaya karena terbentuknya zat anti rhesus atau antibodi sangat kecil, kalaupun terbentuk jumlahnya sangat kecil sehingga bayi bisa lahir. Setelah kelahiran/keguguran, tubuh akan membentuk zat anti rhesus yang lebih banyak daripada sebelumnya untuk menghancurkan benda asing (janin), sehingga pada kehamilan kedua zat anti rhesus akan menyerang sel darah janin. Akan tetapi pasangan beda rhesus tidak perlu khawatir tidak memiliki keturunan karena ada solusinya saat ini yaitu dengan pemberian imunoglobulin anti rhesus.

Masalah saat ini adalah banyak sekali orang yang tidak mengetahui jenis rhesus-nya sehingga sangat menyulitkan dalam pencarian pendonor, terutama saat kondisi darurat. Publikasi dan kampanye rutin tentang Rh- ini perlu terus kita jalankan dengan harapan bisa terdeteksi semua orang yang mempunyai golongan darah Rh-, sehingga nantinya begitu ada kebutuhan golongan darah tersebut bisa segera dipersiapkan atau dihubungi. Jadi, mari periksa golongan darah dan jenis rhesus

Yang Perlu Diketahui tentang Golongan Darah dan Rhesus
Sejauh ini, ada empat golongan darah utama (tipe darah) yang diketahui, yaitu A, B, AB dan O. Golongan darah biasanya ditentukan oleh gen yang diwariskan dari orangtua. Setiap kelompok juga dapat berupa RhD positif atau negatif RhD, artinya secara total ada 8 kelompok darah. Faktor Rhesus (Rh) merupakan protein turunan yang ditemukan pada permukaan sel darah merah. Jika darah mengandung protein, berarti kamu Rh positif. Sementara jika darah kekurangan protein, maka kamu memiliki Rh negatif.

Rh positif adalah jenis darah yang paling umum. Jika memiliki golongan darah Rh negatif bukan penyakit dan biasanya tidak memengaruhi kesehatan seseorang. Namun, hal tersebut bisa memengaruhi kehamilan kelak. Kehamilan memerlukan perawatan khusus jika kamu memiliki Rh negatif sementara bayi Rh positif (ketidakcocokan Rh). 

Darah terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dan trombosit dalam cairan yang disebut plasma. Golongan darah diidentifikasi oleh antibodi dan antigen dalam darah. Antibodi adalah protein yang ditemukan dalam plasma. Mereka adalah bagian dari pertahanan alami tubuh. Mereka juga mengenali zat asing, seperti kuman, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk menghancurkan mereka. Sementara itu, antigen adalah molekul protein yang ditemukan di permukaan sel darah merah.

Ada 4 golongan darah utama yang dilihat berdasarkan adanya antibodi dan antigen, yaitu: 
Golongan darah A - memiliki antigen A pada sel darah merah dengan antibodi anti-B dalam plasma
Golongan darah B - memiliki antigen B dengan antibodi anti-A dalam plasma
Golongan darah O - tidak memiliki antigen, tetapi keduanya antibodi anti-A dan anti-B dalam plasma
Golongan darah AB - memiliki antigen A dan B, tetapi tidak memiliki antibodi.

Pengelompokan golongan darah juga penting untuk mencegah ancaman saat melakukan transfusi darah. Misalnya, jika seseorang dengan darah kelompok B diberikan darah kelompok A, antibodi anti-A mereka akan menyerang sel-sel kelompok A.

Inilah sebabnya mengapa darah kelompok A tidak boleh diberikan kepada seseorang yang memiliki darah kelompok B dan sebaliknya. Alasannya, sel darah merah kelompok O tidak memiliki antigen A atau B, ia dapat dengan aman diberikan kepada kelompok lain.

Sistem Rhesus
Jika dikombinasikan dengan sistem rhesus, maka ada 8 jenis golongan darah, yaitu:
  • A RhD positif (A +)
  • A RhD negative (A-)
  • B RhD positif (B +)
  • B RhD negatif (B-)
  • RhD positif (O +)
  • RhD negatif (O-)
  • AB RhD positif (AB +)
  • AB RhD negative (AB-)
Pada kebanyakan kasus, darah negatif O RhD (O-) dapat dengan aman diberikan kepada siapa pun. Ini sering digunakan dalam keadaan darurat medis ketika golongan darah tidak segera diketahui. Ini aman untuk sebagian besar penerima karena tidak memiliki antigen A, B atau RhD di permukaan sel, dan kompatibel dengan setiap golongan darah ABO dan RhD lainnya.

Tes Golongan Darah
Cara untuk mengetahui golongan darah adalah sel darah merah dicampur dengan larutan antibodi yang berbeda. Jika, misalnya, solusinya mengandung antibodi anti-B dan kamu memiliki antigen B pada sel-sel (kamu adalah golongan darah B), mereka akan menggumpal bersama.

Jika darah tidak bereaksi terhadap salah satu dari antibodi anti-A atau anti-B, maka itu adalah golongan darah O. Serangkaian tes dengan berbagai jenis antibodi dapat digunakan untuk mengidentifikasi golongan darah.

Jika kamu hendak melakukan transfusi darah, di mana darah diambil dari satu orang dan diberikan kepada orang lain, darah diuji terhadap sampel sel donor yang mengandung antigen ABO dan RhD. Jika tidak ada reaksi, darah donor dengan tipe ABO dan RhD yang sama dapat digunakan.

Sumber:
tribunnews.com, halodoc.com

Share:

Search This Blog

Categories

Blog Archive

Visitors

Flag Counter

Blog Archive