Berbagilah Dengan Sesama Tanpa Mengharapkan Apapun

Saturday, February 6, 2021

9 Tanda Penyakit Jantung Selain Nyeri Dada Sebelah Kiri

Penyakit jantung koroner gangguan fungsi jantung akibat otot jantung kekurangan darah karena penyumbatan atau penyempitan pada pembuluh darah koroner akibat kerusakan lapisan dinding pembuluh darah (Aterosklerosis)

Penyakit ini ditandai dengan adanya endapan lemak yang berkumpul di dalam sel yang melapisi dinding suatu arteri koroner dan menyimbat aliran darah.
Endapan lemak tersebut terbentuk secara bertahap dan bisa tersebar di percabangan besar dari kedua arteri koroner utama yang mengelilingi jantung dan menyediakan darah bagi jantung.

Proses pembentukan endapan lemak atau ateroma ini disebut aterosklerosis.
Endapan lemak diketahui bisa menonjol ke dalam arteri dan menyebabkan arteri menjadi sempit.
Apabila terus membesar, bagian dari endapan lemak ini bisa pecah dan masuk ke dalam aliran darah atau bisa terbentuk bekuan darah di permukaan plak tersebut.
Padahal, supaya bisa berkontraksi dan memompa secara normal, otot jantung atau miokardium memerlukan pasokan darah yang kaya akan oksigen (O2) dari arteri koroner.

Jika penyumbatan arteri koroner semakin memburuk, pengurangan pasokan darah atau iskemi pada otot jantung pun bisa terjadi dan menyebabkan kerusakan jantung.
Penumpukan lemak pada dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner) lama-kelamaan bisa diikuti oleh berbagai proses, seperti penimbunan jaringan ikat, pengapuran, dan termasuk pembekuan darah.

Semua kondisi itu diketahui bisa mempersempit atau menyumbat pembuluh darah jantung.
Penyumbatan ini tak bisa diremehkan karena akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan komplikasi utama dari penyakit arteri koroner, yakni nyeri dada (angina pectoris) dan serangan jantung (infark mikardinal) yang bisa menyebabkan kematian mendadak.

Untuk mengantisipasi kejadian tersebut, salah satu upaya yang bisa dilakukan yakni dengan mengetahui ciri-ciri penyakit jantung agar penanganan bisa dilakukan secepat mungkin.

Gejala penyakit jantung
Orang yang menderita penyakit jantung koroner secara umum memang akan menunjukkan gejala nyeri dada sebelah kiri.
Rasa sakit tersebut berasal dari pembuluh koroner yang menyempit atau tersumbat.

Namun sayangnya, penyakit ini tak berwajah tunggal.
Melansir Buku Menaklukkan Pembunuh No. 1: Mencegah dan Mengatasi Penyakit Jantung Koroner Secara Tepat dan Cepat (2010) oleh Dr. A. Fauzi Yahya, Sp.J.(K), FIHA, ada beberapa gejala lain yang bisa dicurigai sebagai ciri penyakit jantung.

Berikut beberapa di antaranya:
1. Sakit dada bisa terjadi hanya di dada bagian tengah
2. Sakit dada di bagian tengah yang menjalar ke leher dan dagu
3. Sakit dada di bagian tengah yang menjalar ke bahu kiri
4. Sakit yang mengenai ulu hati
5. Sakit dada di ulu hati yang menjalar hingga ke leher, dagu, dan kedua lengan
6. Sakit seperti leher tercekik
7. Sakit di bahu kiri dan menjalar ke kedua lengan
8. Sakit di punggung
9. Sesak napas

Rasa tidak enak seperti ditindih beban berat di dada bagian tengah adalah keluhan klasik lain penderita penyempitan pembuluh koroner.
Rasa sakit tersebut dapat menjalar ke lengan kiri atau kanan, bahkan ke rahang dan punggung.
Terkadang, leher juga terasa seperti dicekik.
Rasa sakit ini biasanya berlangsung selama 5-20 menit.
Keluhan itu dapat muncul bersama aktivitas fisik, seperti:

* Menaiki tangga
* Berjalan cepat
* Mengangkat barang

Sebagian orang bahkan bisa merasakan keluhan tersebut pada saat melakukan aktivitas fisik sederhana, seperti:

* Mandi
* Makan
* Menyapu

Rasa sakit itu baru akan mereda jika aktivitas dihentikan atau penderita mengisap obat nitrat yang diletakkan di bawah lidah.
Kondisi yang perlu diwaspadai betul adalah jika rasa sakit di dada muncul mendadak dengan keluarnya keringan dingin dan berlangsung lebih dari 20 menit serta tidak berkurang dengan istirahat.

Kejadian itu bisa jadi pertanda serangan jantung.
Serangan jantung ini terjadi apabila pembuluh koroner jantung tiba-tiba menyempit parah atau tersumbat total.
Namun, sebagian penderita penyakit jantung tidak juga merasakan keluhan klasik tersebut.

Sesak napas seperti asma, ada penderita penyakit jantung yang mengeluh rasa tidak nyaman di ulu hati yang kemudian diduga sebagai gejala sakit maag.
Sementara, penderita lain bisa jadi akan mengeluhkan rasa lemas atau mengalami pingsan.

Penderita yang kurang beruntung bahkan bisa jadi meregang nyawa saat pertama kali mengalami gejala klinis penyakit jantung.
Melansir Buku Agar Jantung Sehat (2010) oleh Pangkalan Ide, penyakit jantung koroner sayangnya tidak memiliki gejala-gejala yang spesifik.

Gejala penyakit ini bahkan terbilang persis seperti orang masuk angin.
Maka dari itu, penyakit jantung sering disebut juga sebagai sindrom masuk angin atau angin duduk.
Sesak napas juga bisa menjadi ciri penyakit jantung.
Apabila jantung tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh, Anda bisa mengalami sesak napas atau kelelahan ekstrem tanpa tenaga

Share:

9 Alasan Lelaki yang Sudah Menikah Itu Memang Lebih Menggoda Iman

Pria yang sudah menikah itu justru lebih menarik daripada mereka yang belum menikah. Ini dia alasannya kenapa menurut Popbela pria yang sudah mengikat janji itu lebih menggoda iman.

1. Dia membuktikan keseriusannya dalam menjalin hubungan
Nggak seperti cowok-cowok lain yang masih bebas dan belum berkomitmen, cowok yang sudah menikah menunjukkan bahwa ia siap berkomitmen dan memegang janjinya.

2. Biasanya, dia sudah mapan secara ekonomi
Kalau dia sudah menikah, berarti secara finansial dia sudah stabil dan siap menanggung kebutuhan sebuah keluarga. Kebayang dong, cowok seperti ini pasti bertanggung jawab.

3. Dia tulus mencintai apa adanya
Menikah adalah tanda bahwa dia sudah menerima pasangannya seutuhnya. Dia nggak lagi main-main dalam berhubungan dan bersedia mencintai bahkan segala kekurangan pasangannya.

4. Dia tahu caranya memperlakukan wanita dan anak-anak
Cowok yang sudah menikah nggak canggung berurusan dengan perempuan dan anak-anak. Dia akan memahami kebiasaan dan pola pikir pasangan dan anak-anaknya.

5. Lebih mampu merawat diri
Biasanya cowok yang sudah menikah lebih pandai merawat diri dan kelihatan lebih rapi. Mungkin karena dia sudah mapan dan sekarang dia punya sosok perempuan yang membantunya merawat diri.

6. Pintar berbicara tanpa terkesan menggombal
Menggombal itu hanya bagi amatiran. Buat para cowok yang sudah menikah, mereka sudah jauh melewati tahap ini. Kalau mereka menawarkan pujian, they really mean it. Bagaimana nggak luluh, Bela?

7. Dia sangat berhati-hati dalam bertindak
Sikap yang satu ini mencerminkan kedewasaan dan rasa tanggung jawab. Pria yang sudah menikah biasanya selalu berpikir seribu kali sebelum melakukan sesuatu. Dia tahu konsekuensi dari perbuatannya.

8. Kita bisa belajar dari kemesraannya dan pasangannya
Perhatikan cara mereka memperlakukan pasangannya. Kamu bisa mencuri inspirasi dari hal ini. Relationship goal deh pokoknya!

9. Tegas dalam mengambil keputusan
Cowok yang sudah menikah biasanya mengeluarkan aura kepemimpinan. Ini bisa kamu lihat dari cara mereka mengambil keputusan.

Walaupun sangat menggoda, mereka sudah ada yang punya. Kita hanya bisa menatap dengan mupeng alias muka pengen dari jauh saja. Tapi nggak usah khawatir, suatu hari giliranmu akan tiba kok
Share:

7 Penyebab Penyakit Jantung di Usia Muda yang Perlu Kamu Waspadai

Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Penyakit ini ditandai dengan gangguan pada jantung seperti gangguan pada irama jantung, katup jantung, pembuluh darah, yang dapat disebabkan karena kebiasaan maupun bawaan sejak lahir. Gejala dari penyakit jantung adalah nyeri di bagian dada, sesak napas, mual, muntah, nyeri pada tubuh bagian atas, mudah lelah, kaki dan tangan terasa dingin, serta perubahan irama denyut jantung.

Penyakit jantung biasanya menyerang orang dengan usia lanjut. Kendati demikian, pada suatu survei yang dilakukan pada tahun 2013, didapatkan fakta bahwa terjadi peningkatan jumlah pasien dengan penyakit jantung pada usia di bawah 45 tahun.

1. Kebiasaan merokok
Kebiasaan merokok dapat meningkatkan resiko terkena serangan jantung. Ini lantaran asap yang dihasilkan dari pembakaran rokok dapat merusak dinding arteri serta menghasilkan plak yang menyebabkan aliran darah di sepanjang arteri menjadi terhambat. Alhasil, suplai nutrisi serta oksigen ke jantung menjadi terganggu yang kemudian memicu penyakit jantung. Resiko ini tidak hanya mengintai para perokok aktif namun juga para perokok pasif yang sering terpapar asap rokok.

2. Kelebihan berat badan
Pada orang dengan berat badan berlebih, jantung dipaksa bekerja lebih keras untuk memompa darah yang kemudian memicu peningkatan aliran darah. Hal ini kemudian dapat berakibat pada terjadinya hipertensi, yang merupakan akar masalah dalam penyakit jantung.

3. Riwayat penyakit jantung pada anggota keluarga
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa jika ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit jantung, maka anggota keluarga yang lain juga beresiko terkena penyakit jantung. Tapi jangan khawatir, resiko ini dapat dikurangi dengan penerapan gaya hidup sehat seperti rutin olahraga dan menjaga pola makan. Dan yang terpenting, segera hubungi dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.

4. Penyakit autoimun
Autoimun dapat menimbulkan peradangan pada pembuluh darah termasuk pembuluh darah yang ada pada jantung. Peradangan di sekitar pembuluh darah ini kemudian berdampak pada terganggunya fungsi otot jantung dalam aktivitas memompa darah atau yang kemudian dapat dusebut sebagai gagal jantung.

5. Long QT Syndrome
Sindrom ini merupakan suatu penyakit turunan yang memicu terganggunya ritme denyut jantung. Penderita long QT syndrome dapat mengalami peningkatan denyut jantung secara drastis dan mendadak yang menyebabkan penderitanya pingsan bahkan bisa mati mendadak.

6. Struktur jantung abnormal
Sebagian orang dilahirkan dengan struktur jantung yang abnormal atau bisa dikatakan cacat sejak lahir. Hal ini berdampak pada terganggunya fungsi jantung yang tidak dapat menjalankan berbagai tugasnya dengan baik, sehingga memunculkan sejumlah masalah kesehatan. Orang yang terlahir dengan jantung abnormal ini juga dapat memiliki gejala seperti pasien dengan penyakit jantung seperti ritme denyut jantung yang tidak normal, nyeri di bagian dada, sesak napas, dan sebagainya.

7. Commotio cordis
Commotio cordis sebetulnya merupakan penyakit yang terjadi akibat pukulan keras di bagian dada yang dapat menyebabkan vibrasi ventrikel. Vibrasi ventrikel ialah masalah yang terjadi apabila jantung berdetak dengan irama yang sangat cepat dan tidak teratur. Dampaknya, ruang-ruang ventrikel pada jantung yang bertugas memompa darah bergetar dengan irama yang tidak menentu dan mengganggu aktivitas memompa darah.

Nah, sekarang kamu sudah tahu apa saja pemicu terjadinya penyakit jantung pada usia muda. Yang perlu kamu lakukan sekarang adalah menghindari faktor penyebab penyakit tersebut. Bila perlu, segera konsultasikan dengan dokter untuk penanganan dan pencegahan penyakit jantung.
Share:

4 Gejala Penyakit Jantung Koroner yang Perlu Diwaspadai

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit akibat adanya penyempitan atau sumbatan pada pembuluh darah arteri koroner. Pembuluh darah arteri koroner sendiri merupakan pembuluh darah yang berfungsi mengalirkan darah pembawa sari makanan dan oksigen ke otot jantung. Dampak dari tidak lancarnya aliran darah ke otot jantung tersebut yakni bisa mengakibatkan kerusakan otot-otot jantung yang dapat meyebabkan gangguan pompa jantung (gagal jantung) dan bahkan kematian.

Oleh sebab itu, penyakit jantung koroner tidak layak disepelekan. Terlebih lagi, kecenderungan terjadinya penyakit jantung koroner termasuk penyakit kardiovaskuler lainnya, seperti stroke otak, hipertensi, dan penyakit pembuluh darah perifer dilaporkan saat ini bergeser pada usia yang lebih muda, terutama menyerang kelompok usia produktif. Faktor risiko penyakit jantung koroner Melansir NIH, ada banyak faktor risiko penyakit jantung koroner. Risiko penyakit jantung koroner pada seseorang akan meningkat seiring dengan jumlah faktor risiko yang dimiliki dan seberapa seriusnya. Berikut ini beberapa faktor risiko penyakit jantung koroner yang perlu diwaspadai: 
  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi 
  • Kolesterol tinggi Kebiasaan merokok 
  • Diabetes melitus (kencing manis) 
  • Kegemukan (obesitas) 
  • Genetik (faktor keturunan keluarga) 
  • Kurang olahraga 
  • Konsumsi alkohol berlebihan 
  • Stres karena berbagai sebab 
Beberapa faktor risiko, seperti obesitas, kurang olahraga, konsumsi alkohol berlebih, stres, diabetes, merokok, tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi dapat diubah melalui perubahan gaya hidup jantung sehat. Sementara, faktor risiko lain, seperti jenis kelamin, usia tua, riwayat keluarga dan genetika, serta ras dan etnis, tidak dapat diubah. 

Tanda dan gejala penyakit jantung koroner 
Mengenal berbagai gejala penyakit jantung koroner kiranya penting sebagai langkah deteksi dini penyakit mematikan ini. Melansir Mayo Clinic, jika pembuluh darah arteri koroner menyempit, sari makanan dan oksigen sulit dialirkan ke jantung, terutama saat jantung berdetak kencang, seperti saat berolahraga.

Pada awalnya, aliran darah yang menurun mungkin tidak akan menimbulkan gejala apapun. Namun, karena plak terus menumpuk di pembuluh darah arteri koroner, seseorang mungkin akan mengalami tanda dan gejala penyakit jantung koroner, sebagai berikut: 

1. Nyeri dada (angina) Penderita mungkin akan merasakan tekanan atau sesak di dada, seolah-olah ada seseorang yang sedang berdiri di atas dada. Nyeri ini disebut angina, biasanya terjadi di bagian tengah atau kiri dada. Angina pada umumnya dipicu oleh aktivitas fisik, seperti olahraga maupun stres emosional. Rasa sakit biasanya akan hilang dalam beberapa menit setelah menghentikan aktivitas maupun tidak lagi stres. Pada beberapa orang, terutama wanita, rasa sakit mungkin singkat atau tajam dan terasa di leher, lengan atau punggung. Sementara, pada penderita berusia lanjut lebih dari 65 tahun dan penderita kencing manis, keluhan nyeri dada ini sering kali tidak jelas atau biasanya tersamarkan, seperti masuk angina. 

2. Sesak napas Jika jantung tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh, termasuk paru-paru, bisa saja menimbulkan sesak napas atau kelelahan ekstrem saat beraktivitas. Bukan itu saja, banyaknya cairan yang terdapat pada paru-paru bisa jadi akan membuat sesak napas semakin parah, terlebih bila terjadi bersamaan dengan nyeri dada. 

3. Serangan jantung Pembuluh darah arteri koroner yang tersumbat sepenuhnya akan menyebabkan serangan jantung. Tanda dan gejala klasik serangan jantung termasuk tekanan di dada dan nyeri di bahu atau lengan, terkadang disertai sesak napas dan keringat dingin.
Wanita agak lebih cenderung memiliki tanda dan gejala serangan jantung yang kurang khas dibandingkan pria, seperti nyeri leher atau rahang. Selain itu, mereka mungkin memiliki gejala lain seperti sesak napas, kelelahan, dan mual. 

4. Mual dan muntah Saat pembuluh darah arteri koroner tersumbat, secara tidak langsung otot-otot pada jantung akan kekurangan oksigen dan memang bisa pula menyebabkan iskemia. Iskemia adalah kondisi yang memicu terjadinya keringat secara berlebih, tubuh lemaj, serta mual dan muntah. Sementara itu, pada penderita diabetes, sesuai penelitian dari MiDAs di Milan Italia pada 2006, hampir 52 persen penderita penyakit jantung koroner tidak mengalami keluhan nyeri dada atau sering disebut silent ischemia. Meski demikian, deteksi awal dan penanganan cepat saat terjadinya serangan jantung akan memberikan manfaat pencegahan dari bahaya kematian dan kegagalan pompa jantung di kemudian hari. Merangkum Medical News Today, untuk mengetahui secara dini ada tidaknya penyakit jantung koroner, siapa saja memerlukan beberapa tahap pemeriksaan. 
Pertama, berkonsultasilah ke dokter spesialis jantung untuk mengetahui adanya keluhan dini penyakit jantung koroner, hipertensi, dan kelainan irama atau debar jantung dengan pemeriksaan Electrocardiogram (ECG). 
Kedua, pemeriksaan laboratorium darah untuk menentukan faktor risiko, seperti pemeriksaan gula darah, kolesterol darah, fungsi ginjal, asam urat, dan faktor risiko lainnya. Ketiga, melakukan treadmill test atau yang saat ini lebih akurat lagi, yaitu pemeriksaan MS–CT Cardiac 64 Slice (scanning jantung ). Tapi, diagnostik yang paling akurat adalah melakukan kateterisasi jantung koroner.
Share:

9 Gejala Penyakit Jantung yang Harus Diwaspadai

Penyakit jantung dianggap sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian. Misalnya saja pada penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner bisa menimbulkan serangan jantung mendadak yang berujung kematian.

Serangan jantung terjadi akibat terhambatnya aliran darah menuju jantung, sehingga suplai oksigen dan nutrisi di otot jantung dan jaringan di sekitar jantung berkurang. Tak seperti otot tubuh lainnya, otot jantung sayangnya tidak memiliki kemampuan beregenerasi. Apabila terdapat sedikit saja kerusakan, maka akan berakibat fatal bagi tubuh. Semakin lama serangan jantung terjadi, maka kian banyak pula kerusakan di organ jantung. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk mengenali gejala penyakit jantung, sehingga dapat memberikan atau menerima pertolongan dengan segera. 

Beberapa orang bahkan sangat perlu memahami ciri-ciri penyakit jantung karena memiliki faktor risiko penyakit jantung, seperti: 
  • Mengalami kegemukan atau obesitas 
  • Memiliki riwayat diabetes 
  • Pengidap kolesterol tinggi 
  • Memiliki riwayat hipertensi atau tekanan darah tinggi 
  • Berusia lebih dari 60 tahun 
Gejala penyakit jantung pada setiap orang bisa berbeda-beda, tergantung jenis penyakitnya. Ada yang menunjukkan tanda penyakit jantung yang khas, tapi sebagian lainnya tidak menunjukkan gejala penyakit jantung yang jelas.

Oleh sebab itu, penderita bisa saja baru menyadari bahwa dirinya terkena penyakit jantung ketika kondisinya sudah parah. Bahkan, tidak jarang dari mereka pada akhirnya meregang nyawa karena keterlembatan dalam memperoleh penanangan. Berikut ini adalah ragam gejala penyakit jantung yang perlu diwaspadai: 
1. Timbul rasa nyeri dada (angina pectoris)
Melansir Buku Berkat Herbal Penyakit Jantung Koroner Kandas (2014) oleh Risa Hermawati dan Haris Asri Candra Dewi, rasa nyeri di dada adalah salah satu gejala penyakit jantung. Rasa nyeri ini timbul karena otot jantung tidak mendapatkan cukup suplai darah, sehingga kekurangan oksigan (O2).

Rasa nyeri di dada dapat muncul dan menjalar di beberapa bagian tubuh, seperti leher, bahu, dada, dan lengan. Intensitas timbulnya rasa nyeri cukup bervariasi karena berhubungan dengan aktivitas atau emosi. Rasa nyeri yang timbul bisa stabil atau tidak stabil. Untuk rasa nyeri yang stabil biasanya berlangsung dengan durasi 30 detik hingga beberapa menit. Rasa nyeri akibat penyakit jantung biasanya akan hilang apabila penderita beristirahat, menenangkan diri, atau mengonsumsi obat-obatan. Rasa nyeri yang tidak stabil biasanya bertahan atau tidak segera menghilang meskipun penderitanya beristirahat atau menenangkan diri. Tak jarang, rasa nyeri ini juga disertai dengan keringat dingin, lemas, dan bahkan pingsan. 
Berikut ini pemaparan spesifikasi rasa nyeri yang terjadi di bagian tubuh tertentu sebagai pertanda gejala penyakit jantung: 
  • Nyeri di antara dua tulang belikat 
  • Rasa nyeri di perut bagian atas, seringkali kondisi ini disangka sebagai gangguan pencernaan 
  • Rasa nyeri di seluruh dada bagian atas, di daerah yang lebih luas bagian tengah dada dan terpusat di bagian bawah tulang dada 
  • Rasa nyeri di leher bagian tengah hingga bawah sampai di kedua sisi leher R
  • asa nyeri terjadi di rahang, leher, dan dada 
  • Rasa nyeri di dada bagian tengah, bahu, dan lengan bagian dalam. 
  • Nyeri di bahu dan lengan sebelah kiri pada umumnya jauh lebih sering dibandingkan bagian kanan Lengan kanan bagian dalam, mulai ketiak sampai bagian bawah siku, lengan kiri bagian dalam sampai pergelangan, dan gangguan di bahu 
2. Sesak napas (dyspnea)
Rasa nyeri dan tidak nyaman di dada sebagai gejala penyakit jantung biasanya disertai dengan sesak napas. Sesak napas terjadi karena ketidakmampuan tubuh untuk mendapatkan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida (CO2) karena masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru. Masyarakat yang awam terhadap gejala penyakit jantung pada umumnya menyamakan sesak napas dengan gangguan paru-paru. Tapi, hal tersebut tidak selalu benar karena berdasarkan laporan, 75 persen penyebab dari sesak napas berasal dari jantung. Ini berarti hanya 25 persen sesak napas yang disebabkan oleh gangguan paru-paru. Dengan begitu, sangat baik jika Anda segera pergi ke dokter ketika mengalami sesak napas. Dokter mungkin akan membantu memastikan penyebab sesak napas yang diderita.

3. Keanehan pada irama denyut jantung 
Jika irama denyut jantung tidak teratur dan aneh, perlu diwaspadai sebagai gejala penyakit jantung yang dapat berakibat fatal. Ketidakteraturan denyut jantung pada penyakit jantung disebabkan oleh penebalan otot di katup jantung, sehingga katup jantung mengalami penyempitan dan berakibat pada kebocoran jantung.

4. Pusing 
Jangan salah, pusing rupanya juga bisa menjadi gejala penyakit jantung yang perlu diwaspadai. Rasa pusing pada penyakit jantung muncul sebagai akibat menurunnya kemampuan jantung untuk memompa darah, sehingga aliran darah dalam tubuh menjadi terganggu. 

5. Rasa lelah berkepanjangan
Sering mengalami kelelahan yang luar biasa dan berkepanjangan padahal tidak habis melakukan pekerjaan yang berat dapat menjadi salah satu gejala penyakit jantung. Gejala ini dapat muncul sebulan lebih awal dari serangan jantung dan biasanya disertai dengan sulit tidur, sulit bernapas, dan gangguan pencernaan. Apabila segera disadari, jangka waktu satu bulan dapat dimanfaatkan untuk melakukan upaya pencegahan sebelum serangan jantung benar-benar terjadi.

6. Sakit perut, mual, dan muntah
Kebanyakan penderita penyakit jantung mengalami sakit perut, mual, muntah, dan bahkan disertai dengan gangguan selera makan. Kondisi ini dapat terjadi akibat adanya pembengkakak di perut. Biasanya gejala sakit perut, mual, dan mutah disalahartikan sebagai masuk angin, sehingga tindakan pengobatan yang dilakukan tidak tepat sasaran. 

7. Batuk-batuk 
Melansir Buku Tanaman Obat untuk Penyakit Jantung, Darah Tinggi, & Kolesterol (2002) oleh Drs. Sudjaswadi Wiryowidagdo & M. Sitanggang, batuk-batuk juga bisa menjadi gejala penyakit jantung. Batuk pada dasarnya adalah tindakan refleks naluriah atau mekanisme kerja tubuh untuk mengusir benda asing yang dapat mengiritasi saluran pernapasan. Bahkan, produksi lendir (ketika batuk) merupakan sebuah mekanisme perlindungan yang digunakan untuk tujuan yang sama. Namun, batuk yang keras dan terus-menerus bisa disebabkan karena penyakit tertentu dan tidak boleh dianggap remeh.
Batuk kronis ini pada umumnya menjadi sebuah indikasi adanya infeksi saluran pernafasan. Tapi pada kenyatannya, hal itu mungkin juga memiliki kaitan dengan penyakit jantung. Jantung adalah organ pemompa yang memasok darah terdeoksigenasi ke paru-paru, yang kemudian dibawa pembuluh darah ke seluruh bagian tubuh. Jika kemampuan memompa jantung terganggu atau terserang penyakit, hal ini akan menimbulkan kongesti paru. Cairan di dalam paru-paru dan jantung dapat menimbulkan gejala seperti batuk, sesak napas atau tersengal-sengal. 

8. Pingsan (syncope) 
Penderita syncope bisa sampai kehilangan kesadaran. Ditinjau dari etimolog, penyakit syncope bisa disebabkan oleh gangguan detak jantung, gangguan dinding jantung, dan tekanan darah tinggi, sehingga detak jantung menjadi tidak berirama atau beraturan. 

9. Mendengkur 
Melansir Buku Buka Fakta! 101 Mitos Kesehatan (2014)oleh Nutrifood Research Center, mendengkur saat tidur bisa jadi prediksi terjadinya serangan jantung. Maka dari itu, apabila pasangan atau ada anggota keluarga yang mendengkur saat tidur, Anda lebih baik mengawasinya dulu daripada langsung dibangungkan dan menyuruhnya pindah tempat tidur. Dengkuran yang melibatkan terputusnya napas saat tidur atau kondisi yang dinamakan Obstructive Sleep Apnea (OSA), pasalnya dapat berakibat buruk bagi tubuh. Sleep apnea dapat membuat seseorang terkena penyakit jantung dan stroke dalam waktu yang lama. Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang terkena speep apnea memiliki kenaikan risiko terkana serangan jantung lebih tinggi 40 persen dibanding dengan orang yang tidurnya nyenyak atau tanpa mendengkur.

Faktor risiko sleep apnea Salah satu faktor risiko sleep apnea adalah berat badan dan orang-orang yang kegemukan sering mengalami sleep apnea saat tidur. Berita baiknya, menurunkan berat badan adalah strategi yang tepat untuk mengurangi mendengkur, sekaligus menurunkan kadar kolesterol, tekanan darah, serta risiko terkana diabetes mellitus. Namun, orang yang tidak mengalami sleep apnea saat tidur mendengkur belum tentu juga terbebas dari bahaya kesehatan. Sebuah studi mengungkap bahwa dengkuran tanpa sleep apnea pun ternyata berhubungan dengan penebalan pembuluh nadi di leher (carotid artery). Dalam jangka waktu panjang, gejala ini dapat menyebabkan pengerasan pembuluh darah, yang kemudian berkembang menjadi berbagai penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung dan stroke. Meski belum banyak studi yang menunjukkan hasil serupa, bukan berarti Anda akan mengabaikan saja dengkuran pasangan atau anggota keluarga lainnya, bukan? Jika orang yang mendengkur mengalami kegemukan, dukunglah mereka untuk bisa menurunkan berat badan hingga ideal. Ajak juga mereka untuk berkonsultasi dengan dokter apabila dengkurannya sudah mengganggu tidurnya.

Share:

Search This Blog

Categories

Blog Archive

Visitors

Flag Counter

Blog Archive