Berbagilah Dengan Sesama Tanpa Mengharapkan Apapun

Thursday, February 4, 2021

Gejala COVID-19 Ini Awet Banget, Muncul Melulu Meski Sudah Sembuh

Pada beberapa kasus, gejala COVID-19 masih dialami pasien meski tes sudah menunjukkan hasil negatif. Bahkan pada kasus lainnya, pasien tidak bisa benar-benar sembuh dari cedera organ meski sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19.

Gejala berkepanjangan dari infeksi COVID-19 ini dikenal sebagai fenomena long COVID. Menurut National Institute of Clinical Excellence (NICE), gejala ini bisa mencakup gangguan pernapasan, masalah kardiovaskular, neurologis, gastrointestinal (mual dan diare), THT, dermatologis, psikis, hingga gejala lainnya seperti lelah, demam, dan nyeri tubuh.

Dilansir dari Times of India, riset menunjukan bahwa terdapat dua gejala yang paling sering dikeluhkan pasien sembuh. Gejala pertama adalah dyspnea atau sesak napas yang membuat pasien merasa sesak dan tidak nyaman di dada.

Gejala selanjutnya adalah rasa lelah belebihan (fatigue). Pasien merasa terus-menerus lelah meski sudah beristirahat cukup. Bahkan, rasa lelah ini bisa menganggu kondisi kesehatan.

Sebelumnya, ilmuwan dari National Institute for Health Research memaparkan bahwa salah satu bentuk sindrom pasca COVID (post-COVID syndrome) adalah kerusakan permanen pada jantung dan paru-paru.

Kerusakan permanan ini lebih berisiko dialami oleh pasien lanjut usia. Pasalnya, kemampuan tubuh mereka dalam meregenerasi sel cenderung lebih lemah daripada pasien anak-anak dan usia muda.

Lebih lagi, risiko kerusakan jantung permanen ini sangat berisiko dialami oleh orang dengan penyakit penyerta, atau yang terbiasa merokok.
Apa yang Harus Dilakukan?

Sama seperti langkah mencegah penyebaran virus, pasien yang mengalami long COVID harus menjaga jarak fisik dengan orang lain, menjaga kebersihan, memakai masker, dan menjalani pola hidup sehat.

Jika pasien mengalami sesak napas berkelanjutan, usahakan untuk tetap berada di ruang dengan sirkulasi udara yang baik. Pasien yang menjalani pengobatan dari rumah bisa rutin membuka jendela, tentu sembari tetap mencegah potensi penularan pada anggota ke keluarga.
Share:

Wednesday, February 3, 2021

Perbandingan Efikasi Vaksin COVID-19, Sinovac hingga Sputnik V

Sampai saat ini, para ilmuwan masih berlomba-lomba untuk menghasilkan vaksin COVID-19 yang efektif mencegah penularan virus Corona. Bahkan beberapa di antaranya sudah menunjukkan efektivitas lebih dari 90 persen.

Namun, seperti vaksin pada umumnya, vaksin COVID-19 ini juga melaporkan adanya efek samping yang dirasakan relawan saat mendapatkan suntikan uji coba. Mulai dari nyeri hingga demam.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut perbandingan efektivitas dari beberapa kandidat vaksin COVID-19.

1. Pfizer- BioNTech
Vaksin buatan Pfizer dan BioNTech yaitu BNT162b2 diklaim 90 persen efektif. Seperti yang lainnya, vaksin ini juga menunjukkan adanya efek samping pada relawannya.

Beberapa orang dari total relawan sebanyak 43.500 ini mengalami efek samping seperti sakit kepala dan nyeri otot pada suntikan pertama. Relawan asal Austin, Texas, Glenn Deshields (44) mengatakan merasa 'pengar yang parah' dan rasa seperti mabuk, meski hilang dengan cepat.

2. Moderna
Salah satu vaksin COVID-19 lainnya yaitu yang dikembangkan oleh Moderna juga disebut menjadi kandidat yang potensial untuk menangkal penularan Corona. Ini karena vaksin tersebut memiliki efikasi sebesar 94,5 persen, menjanjikan, dan diklaim menimbulkan efek samping yang ringan.

3. Oxford-AstraZeneca
Dari situs penelitian ilmiah Lancet, dilaporkan efikasi dari Astrazeneca mencapai 70 persen. Angka ini didapatkan dari uji klinis tahap tiga di Brasil dan Inggris.

Angka efikasi tersebut didapat dari penggabungan data kelompok orang yang divaksinasi dengan dosis tepat, dan dosis yang keliru. Jika hanya menggunakan data kelompok dosis yang tepat, ditemukan efikasi sebesar 64 persen.

Meski lebih rendah, vaksin Astrazeneca telah mencapai standar efikasi minimal vaksin Covid-19 yaitu 50 persen. Vaksin Astrazeneca juga tidak perlu disimpan dalam suhu -80 derajat seperti vaksin Covid-19 Pfizer.

4. Johnson & Johnson
Pada Jumat (29/1/2021), Johnson & Johnson mengatakan satu suntikan vaksinnya memiliki kemanjuran 66 persen, dilihat dari uji coba skala besar yang mencakup tiga benua. Di AS, kemanjuran vaksin mencapai 72 persen, tetapi hanya 57 persen di Afrika Selatan. Sebanyak 95 persen kasus virus Corona yang ditemukan dalam uji coba adalah varian baru asal Afrika Selatan.

Terlepas dari varian baru, para ahli mengatakan bahwa vaksin yang ada masih berharga dalam perang melawan virus corona. Vaksin Johnson & Johnson 89 persen efektif dalam mencegah penyakit parah di Afrika Selatan.

"Pada akhirnya adalah menghentikan kematian, menghentikan rumah sakit agar tidak mengalami krisis dan semua vaksin ini, bahkan termasuk terhadap varian Afrika Selatan, tampaknya melakukan itu secara substansial," kata Dr Amesh Adalja, ahli penyakit menular di Johns Hopkins Pusat Keamanan Kesehatan.

5. Sputnik V
Hasil uji klinis fase 3 vaksin COVID-19 buatan Rusia, Sputnik V, menunjukkan efikasi sebesar 91,6 persen dalam melawan gejala COVID-19 dan 100 persen melawan penyakit parah dan sedang. Temuan analisis sementara hasil uji coba fase 3 ini diterbitkan dalam jurnal The Lancet, Selasa (2/2/2021).

Hasil uji klinis ini didasarkan pada data yang dikumpulkan dari 19.866 peserta. Sekitar tiga perempat (14.964) menerima dua dosis vaksin dan seperempat (4.902) diberi plasebo.

Sekitar 21 hari setelah pemberian dosis pertama, sebanyak 16 kasus gejala COVID-19 ditemukan dalam kelompok vaksin. Lalu 62 kasus ditemukan pada kelompok plasebo, hal tersebut setara dengan efektivitas vaksin yang mencapai 91,6 persen.

Uji coba tersebut melibatkan 2.144 orang yang berusia di atas 60 tahun dan sub-analisis yang dilakukan pada kelompok ini mengungkapkan bahwa vaksin tersebut dapat ditoleransi dengan baik dan memiliki kemanjuran yang setara 91,8 persen.

6. Sinovac Biotech
Dari uji klinis yang dilakukan di Bandung, Jawa Barat, tim peneliti mendapatkan efikasi sebesar 65,3 persen. Penghitungan efficacy rate dari uji klinis di Bandung dengan subjek 1.600, dengan interim analisis sesuai dengan penghitungan statistik kita menargetkan 25 kasus terinfeksi.

Uji klinis juga dilakukan di Brasil dengan nilai efikasi sebesar 50,4 persen. Sedangkan dalam uji klinis di Turki, efikasi vaksin asal China ini tercatat sebesar 91,25 persen.

Kenapa berbeda-beda? Ada banyak faktor, salah satunya kondisi para relawan uji klinis. Di Brasil misalnya, mayoritas relawan adalah tenaga kesehatan yang dalam keseharian memang lebih rentan terhadap paparan COVID-19, dibanding relawan uji klinis di Bandung yang latar belakangnya lebih beragam.

7. Novavax
Berdasarkan hasil analisis awal, vaksin Corona Novavax menunjukkan efikasi 89,3 persen melawan varian baru Corona Inggris. Hasil ini disampaikan pada Kamis (28/1/2021), berdasarkan data interim uji klinis yang dilakukan di Inggris.

Uji klinis vaksin yang dilakukan di Inggris melibatkan sebanyak 15.000 orang, yang berusia 18 hingga 84 tahun. Sekitar 27 persen dari relawan berusia di atas 65 tahun.

Seorang profesor mikrobiologi dan imunologi di Weill Cornell Medical College, New York, John Moore mengatakan bahwa data vaksin Novavax ini sudah setara dengan hasil dari vaksin Pfizer dan Moderna.
"Ini tidak berbeda secara statistik. Vaksin ini pada dasarnya bekerja dengan baik pada strain yang dominan menyebar di Inggris, yang berarti sama efektifnya di Amerika Serikat," kata Moore yang dikutip dari CNA, Jumat (29/1/2021).

Dikutip dari laman The Guardian, hasil uji klinis lain dari vaksin Novavax melaporkan bahwa hasil dari uji coba menunjukkan vaksinnya memiliki kemanjuran 50 persen secara keseluruhan dalam mencegah COVID-19 di antara orang-orang di Afrika Selatan, tempat ditemukannya varian baru yang kabarnya lebih menular.
Share:

Monday, February 1, 2021

6 Jenis Penyakit Jantung dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai

Penyakit jantung adalah sebutan untuk beberapa kondisi abnormal pada organ jantung dan pembuluh darah. 
Penyakit di bawah “payung” penyakit jantung termasuk: 
  • Penyakit aterosklerosis yang mengarah ke penyakit jantung koroner 
  • Aritmia jantung 
  • Kelainan jantung bawaan 
  • Kardiomiopati dilatasi 
  • Endokarditis
  • Penyakit jantung yang disebabkan oleh penyakit katup jantung
Masalah dengan otot atau katup jantung atau penyakit katup jantung Gagal jantung kongestif, yakni masalah dengan fungsi pemompaan atau relaksasi otot jantung Istilah penyakit jantung sering kali digunakan secara bergantian dengan istilah penyakit kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular umumnya mengacu pada kondisi yang melibatkan penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah yang dapat menyebabkan serangan jantung, nyeri dada (angina), atau stroke. 

Gejala penyakit jantung
Gejala penyakit jantung dapat berbeda-beda tergantung pada jenis penyakit jantung yang diderita. Merangkum Mayo Clinic, berikut ini adalah beragam gejala penyakit jantung sesuai dengan jenis penyakitnya: 

1. Gejala penyakit jantung di pembuluh darah (penyakit aterosklerosis) 
Aterosklerosis adalah penyempitan dan pengerasan pembuluh darah arteri akibat penumpulkan plak pada dinding pembuluh darah.Gejala penyakit jantung akibat aterosklerosis mungkin berbeda untuk pria dan wanita. Misalnya, pria lebih mungkin mengalami nyeri dada, sedangkan wanita lebih cenderung mengalami gejala lain bersamaan dengan ketidaknyamanan dada, seperti sesak napas, mual, dan kelelahan ekstrem. Beberapa gejala penyakit jantung akibat pembuluh darah arteri tersumbat ini antara lain, yakni: 
  • Nyeri dada, sesak dada, tekanan dada dan ketidaknyamanan dada (angina) 
  • Sesak napas 
  • Nyeri, mati rasa, lemah atau dingin di kaki atau lengan jika pembuluh darah di bagian tubuh menyempit 
  • Nyeri di leher, rahang, tenggorokan, perut bagian atas atau punggung
Anda mungkin tidak didiagnosis dengan penyakit jantung ini sampai Anda mengalami serangan jantung, angina, stroke, atau gagal jantung. Penting untuk memperhatikan gejala penyakit jantung akibat aterosklerosis dan mendiskusikan kekhawatiran dengan dokter. Penyakit jantung akibat aterosklerosis terkadang dapat ditemukan lebih awal dengan evaluasi rutin. 

2. Gejala penyakit jantung yang disebabkan oleh detak jantung tidak normal ( aritmia jantung) 
Aritmia jantung adalah detak jantung yang tidak normal. Di mana, jantung Anda mungkin berdetak terlalu cepat, terlalu lambat atau tidak teratur. Gejala aritmia jantung dapat meliputi: 
  • Detak jantung berdebar kencang (takikardia) 
  • Detak jantung lambat (bradikardia) 
  • Nyeri dada atau ketidaknyamanan 
  • Sesak napas 
  • Sakit kepala ringan 
  • Pusing 
  • Pingsan (sinkop) atau hampir pingsan
3. Gejala penyakit jantung yang disebabkan oleh kelainan jantung bawaan
Cacat jantung bawaan yang serius biasanya terlihat segera setelah lahir. Gejala cacat jantung pada anak-anak bisa meliputi: 
  • Warna kulit abu-abu pucat atau biru (sianosis) 
  • Bengkak di kaki, perut, atau area di sekitar mata 
  • Pada bayi, sesak napas saat menyusui, menyebabkan kenaikan berat badan yang buruk 
Cacat jantung bawaan yang tidak terlalu serius seringkali tidak terdiagnosis sampai masa kanak-kanak atau selama masa dewasa. 
  • Tanda dan gejala kelainan jantung bawaan yang biasanya tidak langsung mengancam nyawa meliputi: Mudah sesak napas saat berolahraga atau beraktivitas 
  • Mudah melelahkan saat berolahraga atau beraktivitas 
  • Bengkak di tangan, pergelangan kaki, atau kaki
4. Gejala penyakit jantung yang disebabkan oleh otot jantung yang lemah (kardiomiopati dilatasi)
Pada tahap awal kardiomiopati, seseorang mungkin tidak akan memiliki gejala atau keluhan. Saat kondisinya memburuk, gejala kardiomiopati yang mungkin terjadi, termasuk: 
  • Sesak napas saat beraktivitas atau saat istirahat 
  • Pembengkakan pada tungkai, pergelangan kaki dan kaki 
  • Kelelahan 
  • Detak jantung tidak teratur yang terasa cepat, atau berdebar-debar 
  • Pusing, pusing, dan pingsan 
5. Gejala penyakit jantung yang disebabkan oleh infeksi jantung
Endokarditis adalah infeksi yang mempengaruhi selaput dalam yang memisahkan bilik dan katup jantung (endokardium).Gejala Khas Penyakit Jantung Gejala infeksi jantung dapat meliputi: 
  • Demam 
  • Sesak napas 
  • Kelemahan atau kelelahan 
  • Bengkak di kaki atau perut 
  • Perubahan irama jantung 
  • Batuk kering atau terus menerus 
  • Ruam kulit atau bintik yang tidak biasa 
6. Gejala penyakit jantung yang disebabkan oleh penyakit katup jantung
Jantung memiliki 4 katup, yakni katup aorta, mitral, paru, dan trikuspid yang berfungsi mengatur aliran darah pada saat organ vital itu memompa darah. Katup dapat rusak oleh berbagai kondisi yang menyebabkan penyempitan (stenosis), bocor (regurgitasi atau insufisiensi), maupun penutupan yang tidak tepat (prolaps).
Bergantung pada katup mana yang tidak berfungsi dengan baik, gejala penyakit jantung katup pada umumnya meliputi: 
  • Kelelahan Sesak napas 
  • Detak jantung tidak teratur 
  • Kaki atau pergelangan kaki bengkak 
  • Nyeri dada 
  • Pingsan (sinkop) 
Kapan harus ke dokter? Cari perawatan medis darurat jika Anda mengalami gejala penyakit jantung berikut ini: 
  • Nyeri dada 
  • Sesak napas 
  • Pingsan 
Melansir Health Line, penyakit jantung lebih mudah diobati jika terdeteksi sejak dini. Jadi jangan ragu untuk segera membicarakan dengan dokter jika Anda mengkhawatirkan adanya gejala penyakit jantung. Penting diketahui, beberapa faktor risiko memainkan peran penting dalam menentukan apakah Anda cenderung mengembangkan penyakit jantung atau tidak.
Usia dan keturunan adalah 2 faktor risiko penyakit jantung yang berada di luar kendali Anda. Risiko penyakit jantung meningkat pada usia 55 tahun pada wanita dan 45 tahun pada pria. Risiko Anda mungkin lebih besar jika Anda memiliki anggota keluarga dekat yang memiliki riwayat penyakit jantung. Faktor risiko lain untuk penyakit jantung, yakni: 
  • Kegemukan 
  • Resistensi insulin atau diabetes 
  • Kolesterol tinggi 
  • Tekanan darah tinggi atau hipertensi 
  • Jarang olahraga atau malas bergerak 
  • Merokok 
  • Makan makanan yang tidak sehat 
  • Depresi klinis 
Beberapa faktor risiko penyakit jantung di atas termasuk bisa dimodifikasi, sehingga baik untuk dihindari atau dicegah demi kesehatan.

Share:

7 Kebiasaan Buruk yang Bisa Menyebabkan Serangan Jantung

Serangan jantung merupakan kondisi jantung kehilangan oksigen karena adanya sumbatan mendadak pada arteri yang memberikan suplai darah untuk jantung. Ada beragam jenis pembuluh darah pada manusia dan salah satunya arteri.
Fungsi utama arteri untuk mendistribusikan darah ke seluruh tubuh. Arteri berperan sangat penting untuk saluran darah, sehingga mengharuskan kondisinya dalam keadaan terbuka.

Namun, ada beberapa kondisi yang membuat arteri menjadi tersumbat dan membuat darah tidak dapat mengalir, termasuk ke jantung. Kondisi inilah yang membuat jantung berhenti seketika.
Salah satu penyebab arteri tersumbat adalah kebiasaan buruk yang sering dilakukan sehingga membuatnya muncul plak. Pada keadaan plak tidak stabil, membuat permukaan plak dapat robek sehingga tubuh berusaha menutupnya dengan membuat gumpalan darah.

Gumpalan darah inilah yang menimbulkan sumbatan total atau sebagian pada arteri koroner. Akibatnya, arteri koroner tidak dapat mengalirkan darah kaya oksigen ke jantung sehingga dinamakan serangan jantung.

Kebiasaan Merokok
Tembakau pada rokok dapat merusak jantung dan pembuluh darah, yang meningkatkan risiko penyakit jantung seperti aterosklerosis dan serangan jantung. Nikotin pada rokok juga meningkatkan tekanan darah dan karbon monoksida yang mengurangi jumlah oksigen ke dalam darah. Selain perokok aktif, perokok pasif juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Kebiasaan Minum Alkohol
Minum alkohol terlalu banyak juga dapat meningkatkan kadar tekanan darah dan risiko penyakit jantung. Kandungan pada alkohol dapat meningkatkan kadar trigliserida, yang merupakan bentuk kolesterol yang dapat mengeraskan arteri.
Seseorang dianjurkan untuk mengonsumsi tidak lebih 1 gelas per hari untuk wanita dan tidak lebih dari 2 gelas per hari untuk pria.

Makan Berlebihan
Kelebihan berat badan merupakan faktor risiko utama penyakit jantung. Cobalah untuk makan lebih sedikit, menghindari porsi makan terlalu besar, dan mengganti minuman manis dengan air mineral.
Reynolds selaku Associate Director dari Cardiovascular Clinical Research Center di NYU menyarankan untuk mengurangi ukuran porsi untuk konsumsi karbohidrat berkalori tinggi.

Makan Daging Merah
Mengonsumsi daging merah terlalu sering sangat tidak dianjurkan. Hal ini dikarenakan daging merah mengandung banyak lemak jenuh.
Selain itu, daging olahan seperti bacon dan hot dog terbukti meningkatkan risiko penyakit kanker kardiovaskular dan kanker kolorektal.

Duduk Terlalu Lama
Duduk berlama-lama atau berjam-jam dapat meningkatkan risiko jantung dan stroke. Kondisi ini juga dapat terjadi pada mereka yang berolahraga secara teratur sekalipun, khusus mereka yang olahraganya terputus-putus.
Hal ini dikarenakan kurangnya gerakan dapat memengaruhi kadar lemak dan gula dalam darah. Reynolds menyarankan untuk berjalan-jalan secara berkala dan menyempatkan berdiri saat terlalu lama duduk.

Depresi
Apabila kamu terbiasa depresi atau stres, kamu perlu menghindari kebiasan buruk itu sedini mungkin. Kondisi ini dapat memengaruhi kesehatan jantung kamu.
Kata Reynolds, orang yang cenderung mudah stres berada dalam kondisi bahaya. Penelitian telah menunjukkan bahwa perlu tertawa dan mendapat dukungan sosial untuk mencegah serangan jantung.

Mendengkur
Mendengkur dapat menjadi tanda dari sesuatu yang lebih serius, yang disebut Obstructive Sleep Apnea Syndrome. Gangguan ini ditandai dengan napas yang terganggu selama tidur dan menyebabkan tekanan darah meroket tinggi.

Di Amerika, lebih dari 18 juta orang dewasa yang mengalami gangguan ini mampu meningkatkan risiko penyakit jantung. Begitu pun kelebihan berat badan dan obesitas.
Share:

9 Jenis Penyakit Jantung dan Gejalanya yang Umum Terjadi, Waspadai

Ada beragam jenis penyakit jantung dan gejalanya yang perlu dikenali dan diwaspadai. Penyakit jantung merupakan bagian dari penyakit kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular yang paling banyak merenggut nyawa adalah penyakit jantung dan stroke.

Jenis penyakit jantung dan gejalanya pun beragam dan dapat menyerang siapapun. Karena merupakan jenis penyakit yang tidak bisa dianggap sepele, maka penting untuk mengenal jenis penyakit jantung dan gejalanya agar dapat segera mendapat penanganan.

Penyakit yang mengacu pada masalah dan kelainan bentuk pada jantung ini memiliki gejala yang memengaruhi bagian organ yang berbeda dan terjadi dengan cara yang berbeda pula. Tak heran kalau ada beragam jenis penyakit jantung dan gejalanya.

Walaupun penyakit jantung bisa mematikan, maka penting untuk mengenal jenis penyakit jantung dan gejalanya agar dapat melakukan tindakan pencegahan. Berikut jenis penyakit jantung dan gejalanya yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (3/2/2020).

Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung
Penyakit Jantung Koroner
Jantung Koroner merupakan jenis penyakit jantung pertama yang umum terjadi. Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau arteri koroner terjadi ketika arteri di jantung menyempit atau tersumbat.

Jenis penyakit jantung dan gejalanya ini dapat membuat sakit di dada, disebut angina, atau menyebabkan serangan jantung. Gejala penyakit jantung koroner dapat meliputi nyeri dada atau ketidaknyamanan, perasaan tertekan atau diremas di dada, sesak napas, mual, dan gangguan pencernaan atau gas.

Nyeri dada akibat PJK bisa dirasakan menjalar hingga ke leher, rahang, tenggorokan, punggung, dan lengan. Apabila dibiarkan tanpa penanganan, kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi berupa serangan jantung.

Serangan Jantung
Serangan Jantung merupakan kondisi darurat yang terjadi saat pasokan darah ke jantung terhambat secara total, sehingga sel-sel otot jantung mengalami kerusakan. Serangan jantung biasanya disebabkan oleh penyakit jantung koroner.

Jenis penyakit jantung dan gejalanya yang muncul biasanya berupa nyeri dada, sesak napas, dan keringat dingin. Apabila kondisi ini tidak segera ditangani, serangan jantung dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ tersebut. Bila kerusakan semakin meluas, penderita serangan jantung dapat mengalami henti jantung mendadak.

Aritmia dan Penyakit Jantung Bawaan
Aritmia
Aritmia merupakan irama jantung yang abnormal. Saat seseorang mengalami aritmia, jantung memiliki pola detak yang tidak teratur. Aritmia serius sering berkembang dari masalah jantung lain tetapi juga bisa terjadi sendiri. Detak jantung yang tidak teratur adalah umum dan semua orang mengalaminya.

Namun, ketika detak jantung berubah terlalu banyak atau terjadi karena jantung yang rusak atau lemah, kondisi ini perlu ditanggapi lebih serius. Jenis penyakit jantung dan gejalanya ini berupa pusing, jantung berdebar atau jantung berdetak kencang, denyut nadi lambat, pingsan, pusing, dan sakit dada.

Penyakit Jantung Bawaan
Penyakit jantung bawaan merupakan istilah umum untuk beberapa kelainan bentuk jantung yang telah ada sejak lahir. Contoh penyakit jantung bawaan di antaranya adalah:

Cacat septum: Adanya lubang antara dua bilik jantung.
Kelainan obstruksi: Aliran darah melalui berbagai bilik jantung sebagian atau seluruhnya tersumbat.

Penyakit jantung sianotik: Kerusakan pada jantung menyebabkan kekurangan oksigen di seluruh tubuh.
Jenis penyakit jantung dan gejalanya berupa kulit berwarna biru, pembengkakan ekstremitas, sesak napas atau kesulitan bernafas, kelelahan dan energi rendah, dan irama jantung yang tidak teratur.

Gagal Jantung dan Penyakit Katup Jantung
Gagal Jantung
Gagal jantung juga dikenal sebagai gagal jantung kongestif. Jenis penyakit jantung terjadi ketika jantung tidak memompa darah ke seluruh tubuh secara efisien. Penyakit arteri koroner atau tekanan darah tinggi dapat, dari waktu ke waktu, membuat jantung terlalu kaku atau lemah untuk diisi dan dipompa dengan baik.

Gagal jantung dapat menimbulkan gejala yang meliputi:
- Sesak nafas (dispnea) saat memaksakan diri atau saat berbaring.
- Kelelahan dan kelemahan
- Pembengkakan (edema) di kaki dan pergelangan kaki.
- Detak jantung cepat atau tidak teratur
- Batuk terus menerus atau mengi dengan dahak berwarna putih atau merah muda
- Kebutuhan buang air kecil yang meningkat di malam hari
- Pembengkakan perut
- Penambahan berat badan sangat cepat dari retensi cairan
- Kurang nafsu makan dan mual
- Kesulitan berkonsentrasi atau penurunan kewaspadaan
- Nyeri dada, jika gagal jantung disebabkan oleh serangan jantung.

Penyakit Katup Jantung
Jantung memiliki empat katup yang membuka dan menutup aliran darah langsung antara empat ruang jantung, paru-paru, dan pembuluh darah. Cacat bisa membuat katup sulit untuk membuka dan menutup dengan benar. Ketika itu terjadi, aliran darah bisa tersumbat atau darah bisa bocor.

Penyebab masalah katup jantung termasuk infeksi seperti demam rematik, penyakit jantung bawaan, tekanan darah tinggi, penyakit arteri koroner, atau akibat serangan jantung. Tanda dan gejala penyakit katup jantung meliputi:

- Suara abnormal (murmur jantung) ketika dokter mendengarkan detak jantung dengan stetoskop.
- Kelelahan
- Napas tersengal-sengal, terutama ketika sangat aktif atau ketika berbaring.
- Pembengkakan pergelangan kaki dan kaki
- Pusing
- Pingsan
- Detak jantung tak teratur.

Penyakit Otot Jantung, Endokarditis, dan Tumor Jantung
Penyakit Otot Jantung (Cardiomyopathy)
Kardiomiopati adalah jenis penyakit jantung yang menyebabkan otot-otot jantung tumbuh lebih besar dan menjadi kaku, tebal, atau lemah. Jantung mungkin terlalu lemah untuk memompa dengan baik. Ada banyak kemungkinan penyebab penyakit, termasuk kondisi jantung genetik, reaksi terhadap obat atau racun tertentu (seperti alkohol), dan infeksi dari virus. Gejala kondisi ini meliputi:

- kelelahan
- kembung
- kaki bengkak, terutama pergelangan kaki dan kaki
- sesak napas
- berdebar atau denyut nadi cepat

Endokarditis
Jenis penyakit Endokarditis merupakan infeksi pada jaringan ikat yang melapisi dinding dan katup jantung. Infeksi ini terjadi ketika kuman dari bagian tubuh lain seperti mulut dan kulit, masuk ke dinding jantung melalui aliran darah.

Bakteri atau jamur yang menyebabkan jenis penyakit jantung ini masuk melalui luka pada tubuh atau luka di mulut, pemasangan kateter, pemakaian jarum yang tidak steril untuk tato atau tindik, dan penggunaan NAPZA suntikan.

Jenis penyakit jantung dan gejalanya ini sering muncul berupa demam dan menggigil, sesak napas, dan nyeri dada saat menarik napas, keringat berlebih pada malam hari, pembengkakan pada tungkai atau perut, serta terdengar bising jantung atau bunyi jantung tidak normal.

Tumor Jantung
Tumor jantung merupakan pertumbuhan jaringan abnormal padad dinding jantung. Tumor dapat bersifat kanker (ganas) atau non-kanker (jinak). Tumor ini dapat tumbuh di dinding otot jantung atau lapisan pelindung jantung (perikardium).

Apabila ukurannya semakin besar, otot ini bisa mendesak dinding jantung dan menyebabkan jantung sulit memompa darah. Sering kali tumor jantung tidak menunjukkan gejala. Meski begitu, sebagian penderita tumor jantung bisa menunjukkan gejala ringan hingga berat.

Jenis penyakit jantung dan gejalanya meliputi sesak napas, pembengkakan di kaki, jantung berbdebar tidak beraturan, kelelahan, tekanan darah rendah, pusing, dan penurunan berat badan.
Share:

Search This Blog

Categories

Blog Archive

Visitors

Flag Counter

Blog Archive