Berbagilah Dengan Sesama Tanpa Mengharapkan Apapun

Saturday, February 6, 2021

15 Penyebab Nyeri Dada yang Harus Diwaspadai

Penyebab nyeri dada bisa datang dari berbagai faktor bukan hanya karena sakit jantung. Penyebab dada sakit dan terasa nyeri tak boleh diabaikan.
Dada terasa nyeri tentu bisa membuat Anda tidak nyaman bahkan mengganggu aktivitas yang tengah dilakukan. Kondisi ini juga dapat menjadi tanda adanya masalah pada jantung, pernapasan, pencernaan, tulang dan otot, bahkan kesehatan mental.

Ketika mengalami dada sakit atau nyeri dada sebelah kanan maupun kiri, Anda perlu menganggapnya serius. Sebab bisa saja hal tersebut disebabkan oleh kondisi medis yang berbahaya. Jika dibiarkan, maka dikhawatirkan akan mengancam nyawa.

Penyebab nyeri dada
Nyeri dada bisa berlangsung selama beberapa menit atau untuk waktu yang lama. Kondisi ini juga dapat disertai oleh gejala lain. Adapun beberapa penyebab dada terasa nyeri yang mungkin terjadi, yaitu:
1. Serangan jantung
Serangan jantung terjadi ketika adanya penyumbatan pada salah satu arteri atau lebih yang memasok darah ke jantung sehingga menyebabkan kematian sel-sel otot jantung. Meski mirip dengan nyeri dada angina, namun serangan jantung biasanya lebih parah. Pada kondisi ini, pengidap serangan jantung akan merasakan nyeri dada sebelah kiri atau tengah dan tak hilang meski telah beristirahat. Selain itu, Anda juga bisa mengalami mual, sesak napas, lemah, berkeringat dingin, dan denyut nadi cepat atau tak teratur.

2. Angina
Angina terjadi ketika suplai darah yang mengalir ke otot jantung berkurang. Hal ini menyebabkan dada terasa nyeri dan tertekan, seperti jantung tengah terjepit. Selain itu, Anda juga dapat merasakan nyeri di area lain pada bagian atas tubuh dan pusing. Lain halnya dengan serangan jantung, angina tidak menimbulkan kerusakan permanen pada jaringan jantung dan umumnya dapat hilang setelah beristirahat.

3. Miokarditis
Miokarditis terjadi karena peradangan otot jantung yang umumnya disebabkan oleh infeksi virus. Kondisi ini menyebabkan nyeri dada ringan atau sensasi ditekan. Selain itu, Anda juga dapat merasakan sesak napas, pembengkakan di kaki, demam, kelelahan, dan jantung yang berdebar kencang.

4. Perikarditis
Perikarditis terjadi ketika kantong tipis yang mengelilingi jantung mengalami peradangan karena infeksi virus atau bakteri. Kondisi ini menyebabkan dada terasa nyeri yang tajam di bagian tengah atau kiri, bahkan terkadang menjalar ke punggung. Sakit juga bisa terasa lebih buruk ketika bernapas, menelan makanan atau berbaring terlentang. Anda mungkin merasakan gejala lain, seperti kelelahan, sakit otot, dan demam ringan.

5. Prolaps katup mitral
Prolaps katup mitral merupakan suatu kondisi di mana katup jantung gagal menutup dengan benar. Hal ini dapat menyebabkan dada terasa nyeri, jantung berdebar, dan pusing. Akan tetapi, pada kasus yang ringan Anda mungkin tak merasakan gejala apa pun.

6. Emboli paru
Emboli paru merupakan gumpalan darah yang masuk ke dalam arteri di salah satu paru-paru. Rasa nyeri dan sesak di dada akibat emboli paru muncul secara bertahap atau tiba-tiba dan mirip dengan serangan jantung. Kondisi ini bisa terasa semakin parah ketika melakukan aktivitas fisik. Anda juga bisa mengalami gejala lain, seperti sesak napas, pembengkakan kaki bagian bawah, dan batuk darah yang bercampur lendir.

7. Pneumonia
Pneumonia atau abses paru-paru dapat menyebabkan dada terasa nyeri yang tajam dan menusuk, terutama saat Anda menarik napas. Kondisi ini umumnya merupakan komplikasi dari flu atau infeksi pernapasan lainnya. Gejala lain yang dapat Anda rasakan, yaitu demam, kedinginan, batuk berdahak atau berdarah.

8. Pleuritis
Pleuritis atau radang selaput dada terjadi ketika lapisan paru-paru dan dada mengalami peradangan atau iritasi. Hal ini bisa menyebabkan Anda merasakan nyeri dada yang tajam saat bernapas, batuk atau bersin. Anda juga bisa mengalami sesak napas, batuk-batuk, dan nyeri yang menyebar ke seluruh tubuh bagian atas.

9. GERD
Dada terasa nyeri juga dapat disebabkan oleh GERD atau kenaikan asam lambung. Nyeri dada yang dihasilkan pun disebut dengan heartburn karena disertai sensasi terbakar yang terasa lebih buruk ketika Anda berbaring. Kondisi ini juga bisa menyebabkan Anda sulit menelan, dan seperti ada yang tersangkut di tenggorokan.

10. Tukak lambung
Tukak lambung merupakan luka di bagian dalam lambung yang terjadi akibat infeksi bakteri atau pengikisan oleh asam lambung. Kondisi ini lebih umum terjadi pada orang yang merokok, minum alkohol atau mengonsumsi obat-obatan penghilang rasa sakit. Selain dada terasa nyeri, tukak lambung juga bisa menyebabkan perut terasa penuh, kembung, mual, tinja berdarah, hilang nafsu makan, dan berat badan turun secara tiba-tiba.
11. Ketegangan otot dada

Mengangkat sesuatu yang terlalu berat atau tidak mengangkatnya dengan benar bisa menyebabkan Anda mengalami ketegangan otot dada. Dada pun akan terasa nyeri untuk sementara waktu, namun biasanya akan membaik setelah Anda beristirahat. Jika nyeri terasa sangat parah, maka bisa saja otot telah robek sehingga memerlukan pembedahan.

12. Cedera atau patah tulang rusuk
Cedera atau patah tulang rusuk bisa menyebabkan nyeri dada yang cukup hebat setiap kali Anda bernapas, menekuk atau memutar tubuh bagian atas, dan menekan bagian yang sakit. Bahkan area tempat tulang rusuk bergabung dengan tulang dada juga bisa meradang.

13. Serangan kecemasan atau serangan panik
Ketika mengalami serangan kecemasan atau serangan panik, dada akan terasa nyeri menusuk di bagian tengah. Selain itu, Anda juga mungkin mengalami mual, berkeringat dingin, jantung berdebar kencang, pusing, dan sulit bernapas. Akan tetapi, serangan kecemasan dapat terjadi karena dipicu oleh peristiwa yang akan datang, sementara serangan panik terjadi tanpa pemicu yang jelas.

14. Kostokondritis
Adalah kondisi peradangan pada persendian kostokondral atau tulang rawan yang menghubungkan tulang rusuk ke tulang dada. Gejala yang ditimbulkan dapat berupa nyeri dada dan gejala lain yang menyerupai serangan jantung.

15. Pankreatitis
Pankreatitis adalah penyakit peradangan yang menyerang pankreas. Kondisi ini ditandai dengan rasa nyeri pada perut yang muncul tiba-tiba dan bisa merambat hingga ke dada dan punggung. Adapun gejala lain yang turut menyertai nyeri dada pada pankreatitis adalah demam, muntah, rasa mual dan denyut nadi yang cepat.

Kapan harus ke dokter jika dada terasa nyeri?
Dikutip dari WebMD, jika dada sakit dan nyeri disertai gejala berikut, maka Anda sebaiknya menghubungi dokter. Berikut gejala yang harus diwaspadai:
  • demam, menggigil, atau batuk mengeluarkan lendir berwarna kuning kehijauan
  • masalah menelan 
  • nyeri dada yang parah dan tak kunjung sembuh
Adapun gejala yang mengharuskan Anda segera ke rumah sakit adalah jika merasakan dada sakit disertai dengan:
  • perasaan tiba-tiba tertekan, sesak atau remuk di bawah tulang dada
  • nyeri yang menyambar ke rahang, lengan kiri, atau punggung
  • sesak napas, terutama setelah tidak aktif dalam waktu yang lama
  • mual pusing, detak jantung cepat atau pernapasan cepat, kebingungan, warna pucat atau keringan berlebih
  • tekanan darah sangat rendah atau detak jantung sangat rendah
Jika dada terasa nyeri tak kunjung hilang setelah Anda beristirahat atau malah semakin memburuk, sebaiknya segera cari bantuan medis. Dokter akan melakukan pemeriksaan guna menentukan penyebab dan penanganan yang tepat untuk keluhan Anda tersebut. Jangan sampai mengabaikannya karena bisa saja mengancam keselamatan jiwa Anda.
Share:

9 Tanda Penyakit Jantung Selain Nyeri Dada Sebelah Kiri

Penyakit jantung koroner gangguan fungsi jantung akibat otot jantung kekurangan darah karena penyumbatan atau penyempitan pada pembuluh darah koroner akibat kerusakan lapisan dinding pembuluh darah (Aterosklerosis)

Penyakit ini ditandai dengan adanya endapan lemak yang berkumpul di dalam sel yang melapisi dinding suatu arteri koroner dan menyimbat aliran darah.
Endapan lemak tersebut terbentuk secara bertahap dan bisa tersebar di percabangan besar dari kedua arteri koroner utama yang mengelilingi jantung dan menyediakan darah bagi jantung.

Proses pembentukan endapan lemak atau ateroma ini disebut aterosklerosis.
Endapan lemak diketahui bisa menonjol ke dalam arteri dan menyebabkan arteri menjadi sempit.
Apabila terus membesar, bagian dari endapan lemak ini bisa pecah dan masuk ke dalam aliran darah atau bisa terbentuk bekuan darah di permukaan plak tersebut.
Padahal, supaya bisa berkontraksi dan memompa secara normal, otot jantung atau miokardium memerlukan pasokan darah yang kaya akan oksigen (O2) dari arteri koroner.

Jika penyumbatan arteri koroner semakin memburuk, pengurangan pasokan darah atau iskemi pada otot jantung pun bisa terjadi dan menyebabkan kerusakan jantung.
Penumpukan lemak pada dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner) lama-kelamaan bisa diikuti oleh berbagai proses, seperti penimbunan jaringan ikat, pengapuran, dan termasuk pembekuan darah.

Semua kondisi itu diketahui bisa mempersempit atau menyumbat pembuluh darah jantung.
Penyumbatan ini tak bisa diremehkan karena akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan komplikasi utama dari penyakit arteri koroner, yakni nyeri dada (angina pectoris) dan serangan jantung (infark mikardinal) yang bisa menyebabkan kematian mendadak.

Untuk mengantisipasi kejadian tersebut, salah satu upaya yang bisa dilakukan yakni dengan mengetahui ciri-ciri penyakit jantung agar penanganan bisa dilakukan secepat mungkin.

Gejala penyakit jantung
Orang yang menderita penyakit jantung koroner secara umum memang akan menunjukkan gejala nyeri dada sebelah kiri.
Rasa sakit tersebut berasal dari pembuluh koroner yang menyempit atau tersumbat.

Namun sayangnya, penyakit ini tak berwajah tunggal.
Melansir Buku Menaklukkan Pembunuh No. 1: Mencegah dan Mengatasi Penyakit Jantung Koroner Secara Tepat dan Cepat (2010) oleh Dr. A. Fauzi Yahya, Sp.J.(K), FIHA, ada beberapa gejala lain yang bisa dicurigai sebagai ciri penyakit jantung.

Berikut beberapa di antaranya:
1. Sakit dada bisa terjadi hanya di dada bagian tengah
2. Sakit dada di bagian tengah yang menjalar ke leher dan dagu
3. Sakit dada di bagian tengah yang menjalar ke bahu kiri
4. Sakit yang mengenai ulu hati
5. Sakit dada di ulu hati yang menjalar hingga ke leher, dagu, dan kedua lengan
6. Sakit seperti leher tercekik
7. Sakit di bahu kiri dan menjalar ke kedua lengan
8. Sakit di punggung
9. Sesak napas

Rasa tidak enak seperti ditindih beban berat di dada bagian tengah adalah keluhan klasik lain penderita penyempitan pembuluh koroner.
Rasa sakit tersebut dapat menjalar ke lengan kiri atau kanan, bahkan ke rahang dan punggung.
Terkadang, leher juga terasa seperti dicekik.
Rasa sakit ini biasanya berlangsung selama 5-20 menit.
Keluhan itu dapat muncul bersama aktivitas fisik, seperti:

* Menaiki tangga
* Berjalan cepat
* Mengangkat barang

Sebagian orang bahkan bisa merasakan keluhan tersebut pada saat melakukan aktivitas fisik sederhana, seperti:

* Mandi
* Makan
* Menyapu

Rasa sakit itu baru akan mereda jika aktivitas dihentikan atau penderita mengisap obat nitrat yang diletakkan di bawah lidah.
Kondisi yang perlu diwaspadai betul adalah jika rasa sakit di dada muncul mendadak dengan keluarnya keringan dingin dan berlangsung lebih dari 20 menit serta tidak berkurang dengan istirahat.

Kejadian itu bisa jadi pertanda serangan jantung.
Serangan jantung ini terjadi apabila pembuluh koroner jantung tiba-tiba menyempit parah atau tersumbat total.
Namun, sebagian penderita penyakit jantung tidak juga merasakan keluhan klasik tersebut.

Sesak napas seperti asma, ada penderita penyakit jantung yang mengeluh rasa tidak nyaman di ulu hati yang kemudian diduga sebagai gejala sakit maag.
Sementara, penderita lain bisa jadi akan mengeluhkan rasa lemas atau mengalami pingsan.

Penderita yang kurang beruntung bahkan bisa jadi meregang nyawa saat pertama kali mengalami gejala klinis penyakit jantung.
Melansir Buku Agar Jantung Sehat (2010) oleh Pangkalan Ide, penyakit jantung koroner sayangnya tidak memiliki gejala-gejala yang spesifik.

Gejala penyakit ini bahkan terbilang persis seperti orang masuk angin.
Maka dari itu, penyakit jantung sering disebut juga sebagai sindrom masuk angin atau angin duduk.
Sesak napas juga bisa menjadi ciri penyakit jantung.
Apabila jantung tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh, Anda bisa mengalami sesak napas atau kelelahan ekstrem tanpa tenaga

Share:

9 Alasan Lelaki yang Sudah Menikah Itu Memang Lebih Menggoda Iman

Pria yang sudah menikah itu justru lebih menarik daripada mereka yang belum menikah. Ini dia alasannya kenapa menurut Popbela pria yang sudah mengikat janji itu lebih menggoda iman.

1. Dia membuktikan keseriusannya dalam menjalin hubungan
Nggak seperti cowok-cowok lain yang masih bebas dan belum berkomitmen, cowok yang sudah menikah menunjukkan bahwa ia siap berkomitmen dan memegang janjinya.

2. Biasanya, dia sudah mapan secara ekonomi
Kalau dia sudah menikah, berarti secara finansial dia sudah stabil dan siap menanggung kebutuhan sebuah keluarga. Kebayang dong, cowok seperti ini pasti bertanggung jawab.

3. Dia tulus mencintai apa adanya
Menikah adalah tanda bahwa dia sudah menerima pasangannya seutuhnya. Dia nggak lagi main-main dalam berhubungan dan bersedia mencintai bahkan segala kekurangan pasangannya.

4. Dia tahu caranya memperlakukan wanita dan anak-anak
Cowok yang sudah menikah nggak canggung berurusan dengan perempuan dan anak-anak. Dia akan memahami kebiasaan dan pola pikir pasangan dan anak-anaknya.

5. Lebih mampu merawat diri
Biasanya cowok yang sudah menikah lebih pandai merawat diri dan kelihatan lebih rapi. Mungkin karena dia sudah mapan dan sekarang dia punya sosok perempuan yang membantunya merawat diri.

6. Pintar berbicara tanpa terkesan menggombal
Menggombal itu hanya bagi amatiran. Buat para cowok yang sudah menikah, mereka sudah jauh melewati tahap ini. Kalau mereka menawarkan pujian, they really mean it. Bagaimana nggak luluh, Bela?

7. Dia sangat berhati-hati dalam bertindak
Sikap yang satu ini mencerminkan kedewasaan dan rasa tanggung jawab. Pria yang sudah menikah biasanya selalu berpikir seribu kali sebelum melakukan sesuatu. Dia tahu konsekuensi dari perbuatannya.

8. Kita bisa belajar dari kemesraannya dan pasangannya
Perhatikan cara mereka memperlakukan pasangannya. Kamu bisa mencuri inspirasi dari hal ini. Relationship goal deh pokoknya!

9. Tegas dalam mengambil keputusan
Cowok yang sudah menikah biasanya mengeluarkan aura kepemimpinan. Ini bisa kamu lihat dari cara mereka mengambil keputusan.

Walaupun sangat menggoda, mereka sudah ada yang punya. Kita hanya bisa menatap dengan mupeng alias muka pengen dari jauh saja. Tapi nggak usah khawatir, suatu hari giliranmu akan tiba kok
Share:

7 Penyebab Penyakit Jantung di Usia Muda yang Perlu Kamu Waspadai

Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Penyakit ini ditandai dengan gangguan pada jantung seperti gangguan pada irama jantung, katup jantung, pembuluh darah, yang dapat disebabkan karena kebiasaan maupun bawaan sejak lahir. Gejala dari penyakit jantung adalah nyeri di bagian dada, sesak napas, mual, muntah, nyeri pada tubuh bagian atas, mudah lelah, kaki dan tangan terasa dingin, serta perubahan irama denyut jantung.

Penyakit jantung biasanya menyerang orang dengan usia lanjut. Kendati demikian, pada suatu survei yang dilakukan pada tahun 2013, didapatkan fakta bahwa terjadi peningkatan jumlah pasien dengan penyakit jantung pada usia di bawah 45 tahun.

1. Kebiasaan merokok
Kebiasaan merokok dapat meningkatkan resiko terkena serangan jantung. Ini lantaran asap yang dihasilkan dari pembakaran rokok dapat merusak dinding arteri serta menghasilkan plak yang menyebabkan aliran darah di sepanjang arteri menjadi terhambat. Alhasil, suplai nutrisi serta oksigen ke jantung menjadi terganggu yang kemudian memicu penyakit jantung. Resiko ini tidak hanya mengintai para perokok aktif namun juga para perokok pasif yang sering terpapar asap rokok.

2. Kelebihan berat badan
Pada orang dengan berat badan berlebih, jantung dipaksa bekerja lebih keras untuk memompa darah yang kemudian memicu peningkatan aliran darah. Hal ini kemudian dapat berakibat pada terjadinya hipertensi, yang merupakan akar masalah dalam penyakit jantung.

3. Riwayat penyakit jantung pada anggota keluarga
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa jika ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit jantung, maka anggota keluarga yang lain juga beresiko terkena penyakit jantung. Tapi jangan khawatir, resiko ini dapat dikurangi dengan penerapan gaya hidup sehat seperti rutin olahraga dan menjaga pola makan. Dan yang terpenting, segera hubungi dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.

4. Penyakit autoimun
Autoimun dapat menimbulkan peradangan pada pembuluh darah termasuk pembuluh darah yang ada pada jantung. Peradangan di sekitar pembuluh darah ini kemudian berdampak pada terganggunya fungsi otot jantung dalam aktivitas memompa darah atau yang kemudian dapat dusebut sebagai gagal jantung.

5. Long QT Syndrome
Sindrom ini merupakan suatu penyakit turunan yang memicu terganggunya ritme denyut jantung. Penderita long QT syndrome dapat mengalami peningkatan denyut jantung secara drastis dan mendadak yang menyebabkan penderitanya pingsan bahkan bisa mati mendadak.

6. Struktur jantung abnormal
Sebagian orang dilahirkan dengan struktur jantung yang abnormal atau bisa dikatakan cacat sejak lahir. Hal ini berdampak pada terganggunya fungsi jantung yang tidak dapat menjalankan berbagai tugasnya dengan baik, sehingga memunculkan sejumlah masalah kesehatan. Orang yang terlahir dengan jantung abnormal ini juga dapat memiliki gejala seperti pasien dengan penyakit jantung seperti ritme denyut jantung yang tidak normal, nyeri di bagian dada, sesak napas, dan sebagainya.

7. Commotio cordis
Commotio cordis sebetulnya merupakan penyakit yang terjadi akibat pukulan keras di bagian dada yang dapat menyebabkan vibrasi ventrikel. Vibrasi ventrikel ialah masalah yang terjadi apabila jantung berdetak dengan irama yang sangat cepat dan tidak teratur. Dampaknya, ruang-ruang ventrikel pada jantung yang bertugas memompa darah bergetar dengan irama yang tidak menentu dan mengganggu aktivitas memompa darah.

Nah, sekarang kamu sudah tahu apa saja pemicu terjadinya penyakit jantung pada usia muda. Yang perlu kamu lakukan sekarang adalah menghindari faktor penyebab penyakit tersebut. Bila perlu, segera konsultasikan dengan dokter untuk penanganan dan pencegahan penyakit jantung.
Share:

4 Gejala Penyakit Jantung Koroner yang Perlu Diwaspadai

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit akibat adanya penyempitan atau sumbatan pada pembuluh darah arteri koroner. Pembuluh darah arteri koroner sendiri merupakan pembuluh darah yang berfungsi mengalirkan darah pembawa sari makanan dan oksigen ke otot jantung. Dampak dari tidak lancarnya aliran darah ke otot jantung tersebut yakni bisa mengakibatkan kerusakan otot-otot jantung yang dapat meyebabkan gangguan pompa jantung (gagal jantung) dan bahkan kematian.

Oleh sebab itu, penyakit jantung koroner tidak layak disepelekan. Terlebih lagi, kecenderungan terjadinya penyakit jantung koroner termasuk penyakit kardiovaskuler lainnya, seperti stroke otak, hipertensi, dan penyakit pembuluh darah perifer dilaporkan saat ini bergeser pada usia yang lebih muda, terutama menyerang kelompok usia produktif. Faktor risiko penyakit jantung koroner Melansir NIH, ada banyak faktor risiko penyakit jantung koroner. Risiko penyakit jantung koroner pada seseorang akan meningkat seiring dengan jumlah faktor risiko yang dimiliki dan seberapa seriusnya. Berikut ini beberapa faktor risiko penyakit jantung koroner yang perlu diwaspadai: 
  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi 
  • Kolesterol tinggi Kebiasaan merokok 
  • Diabetes melitus (kencing manis) 
  • Kegemukan (obesitas) 
  • Genetik (faktor keturunan keluarga) 
  • Kurang olahraga 
  • Konsumsi alkohol berlebihan 
  • Stres karena berbagai sebab 
Beberapa faktor risiko, seperti obesitas, kurang olahraga, konsumsi alkohol berlebih, stres, diabetes, merokok, tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi dapat diubah melalui perubahan gaya hidup jantung sehat. Sementara, faktor risiko lain, seperti jenis kelamin, usia tua, riwayat keluarga dan genetika, serta ras dan etnis, tidak dapat diubah. 

Tanda dan gejala penyakit jantung koroner 
Mengenal berbagai gejala penyakit jantung koroner kiranya penting sebagai langkah deteksi dini penyakit mematikan ini. Melansir Mayo Clinic, jika pembuluh darah arteri koroner menyempit, sari makanan dan oksigen sulit dialirkan ke jantung, terutama saat jantung berdetak kencang, seperti saat berolahraga.

Pada awalnya, aliran darah yang menurun mungkin tidak akan menimbulkan gejala apapun. Namun, karena plak terus menumpuk di pembuluh darah arteri koroner, seseorang mungkin akan mengalami tanda dan gejala penyakit jantung koroner, sebagai berikut: 

1. Nyeri dada (angina) Penderita mungkin akan merasakan tekanan atau sesak di dada, seolah-olah ada seseorang yang sedang berdiri di atas dada. Nyeri ini disebut angina, biasanya terjadi di bagian tengah atau kiri dada. Angina pada umumnya dipicu oleh aktivitas fisik, seperti olahraga maupun stres emosional. Rasa sakit biasanya akan hilang dalam beberapa menit setelah menghentikan aktivitas maupun tidak lagi stres. Pada beberapa orang, terutama wanita, rasa sakit mungkin singkat atau tajam dan terasa di leher, lengan atau punggung. Sementara, pada penderita berusia lanjut lebih dari 65 tahun dan penderita kencing manis, keluhan nyeri dada ini sering kali tidak jelas atau biasanya tersamarkan, seperti masuk angina. 

2. Sesak napas Jika jantung tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh, termasuk paru-paru, bisa saja menimbulkan sesak napas atau kelelahan ekstrem saat beraktivitas. Bukan itu saja, banyaknya cairan yang terdapat pada paru-paru bisa jadi akan membuat sesak napas semakin parah, terlebih bila terjadi bersamaan dengan nyeri dada. 

3. Serangan jantung Pembuluh darah arteri koroner yang tersumbat sepenuhnya akan menyebabkan serangan jantung. Tanda dan gejala klasik serangan jantung termasuk tekanan di dada dan nyeri di bahu atau lengan, terkadang disertai sesak napas dan keringat dingin.
Wanita agak lebih cenderung memiliki tanda dan gejala serangan jantung yang kurang khas dibandingkan pria, seperti nyeri leher atau rahang. Selain itu, mereka mungkin memiliki gejala lain seperti sesak napas, kelelahan, dan mual. 

4. Mual dan muntah Saat pembuluh darah arteri koroner tersumbat, secara tidak langsung otot-otot pada jantung akan kekurangan oksigen dan memang bisa pula menyebabkan iskemia. Iskemia adalah kondisi yang memicu terjadinya keringat secara berlebih, tubuh lemaj, serta mual dan muntah. Sementara itu, pada penderita diabetes, sesuai penelitian dari MiDAs di Milan Italia pada 2006, hampir 52 persen penderita penyakit jantung koroner tidak mengalami keluhan nyeri dada atau sering disebut silent ischemia. Meski demikian, deteksi awal dan penanganan cepat saat terjadinya serangan jantung akan memberikan manfaat pencegahan dari bahaya kematian dan kegagalan pompa jantung di kemudian hari. Merangkum Medical News Today, untuk mengetahui secara dini ada tidaknya penyakit jantung koroner, siapa saja memerlukan beberapa tahap pemeriksaan. 
Pertama, berkonsultasilah ke dokter spesialis jantung untuk mengetahui adanya keluhan dini penyakit jantung koroner, hipertensi, dan kelainan irama atau debar jantung dengan pemeriksaan Electrocardiogram (ECG). 
Kedua, pemeriksaan laboratorium darah untuk menentukan faktor risiko, seperti pemeriksaan gula darah, kolesterol darah, fungsi ginjal, asam urat, dan faktor risiko lainnya. Ketiga, melakukan treadmill test atau yang saat ini lebih akurat lagi, yaitu pemeriksaan MS–CT Cardiac 64 Slice (scanning jantung ). Tapi, diagnostik yang paling akurat adalah melakukan kateterisasi jantung koroner.
Share:

Search This Blog

Categories

Blog Archive

Visitors

Flag Counter

Blog Archive