Berbagilah Dengan Sesama Tanpa Mengharapkan Apapun

Monday, February 1, 2021

Jenis Penyakit Ginjal yang Harus Anda Tahu

Ginjal adalah organ yang bertugas menyaring racun atau kotoran di dalam darah. Jika ginjal berhenti bekerja, maka kotoran dan racun bisa menumpuk di dalam tubuh. Kondisi ini pun disebut sebagai gagal ginjal.
Kenyataannya, penyakit ginjal tidak hanya disebabkan karena organ tersebut berhenti bekerja. Adanya peradangan atau infeksi juga bisa menyerang dan menyebabkan penyakit ginjal.
Untuk tahu apa saja jenis serta penyakit yang bisa menyerang ginjal, simak pembahasan berikut ini.

Apa itu Sakit Ginjal?
Seseorang dapat didiagnosis sakit ginjal ketika organ tersebut berhenti bekerja atau tidak dapat menjalankan fungsinya dengan benar.

Hal ini dapat disebabkan karena adanya kelainan ginjal atau dampak dari penyakit lain yang mendasari. Misalnya saja, kerusakan ginjal bisa dipicu ketika Anda memiliki penyakit diabetes atau kondisi kronis (jangka panjang) lainnya.
Sakit ginjal juga dapat menyebabkan komplikasi, seperti tulang lemah, kerusakan saraf, dan kekurangan gizi.

Apabila ginjal berhenti bekerja, maka Anda butuh melakukan dialisis atau biasa disebut sebagai cuci darah. Prosedur ini dapat menyaring racun dan memurnikan darah menggunakan alat tertentu.
Sayangnya, dialisis bukanlah perawatan yang bisa menyembuhkan kerusakan ginjal. Namun, setidaknya, cuci darah dapat memperpanjang masa hidup Anda.

Macam-macam Jenis Penyakit Ginjal
Ada beberapa jenis penyakit ginjal harus Anda tahu, berikut daftarnya:
1. Batu Ginjal
Batu ginjal adalah salah satu jenis penyakit ginjal yang umum ditemukan. Hal ini terjadi ketika mineral dan zat lain di dalam darah menumpuk, lalu mengkristal, hingga membentuk massa seperti batuan di ginjal.

Batu ginjal biasanya ditandai dengan gejala sakit pinggang, kencing terasa sakit, dan air kencing bewarna keruh atau berdarah.
Batu ginjal bisa diatasi dengan melakukan extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL). Ini adalah proses memecahkan batu ginjal dengan menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi.

2. Penyakit Ginjal Kronis
Menurut dr. Devia Irine Putri, penyakit ginjal kronis juga disebut sebagai gagal ginjal. Penyakit ginjal kronis umumnya disebabkan oleh penyakit lain yang mendasari. Di antaranya sebagai berikut:

Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi dapat meningkatkan tekanan pada glomerulus. Glomerulus adalah area di ginjal yang berfungsi untuk membersihkan darah.
Semakin tinggi tekanan di pembuluh darah, semakin memburuk fungsi ginjal Anda. Nantinya, ginjal berisiko rusak dan tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik.

Diabetes
Diabetes adalah penyakit yang disebabkan oleh kadar gula darah atau glukosa yang tinggi. Ketika kadar glukosa tinggi, pembuluh darah di ginjal dapat rusak.
Alhasil, ginjal tidak bisa menyaring darah dengan benar dan tubuh dapat dipenuhi oleh racun.

3. Penyakit Ginjal Polikistik
Penyakit ginjal polikistik adalah kelainan genetik yang menyebabkan adanya kista atau kantung kecil berisi cairan di ginjal. Kista tersebut dapat mengganggu fungsi ginjal dan menyebabkan gagal kerja organ tersebut.

\4. Infeksi Saluran Kemih
Kondisi ini terjadi akibat infeksi bakteri yang menyerang sistem saluran kemih. Masalah kesehatan ini dapat segera diobati dan jarang menyebabkan komplikasi lebih lanjut.
Namun, jika dibiarkan begitu saja, infeksi ini dapat menyebar dan menyebabkan gagal ginjal.

5. Glomerulonefritis
Jenis penyakit ginjal ini disebabkan karena adanya peradangan pada glomerulus. Peradangan glomerulonefritis dapat disebabkan oleh infeksi, efek samping pemakaian obat-obatan, atau kelainan bawaan.

6. Kanker Ginjal
Kanker ginjal adalah penyakit yang sering terjadi pada orang usia lanjut. Kanker ginjal juga biasa disebut sebagai karsinoma sel ginjal.
Kondisi ini terjadi ketika sel kanker mulai tumbuh dan menyebar pada filter kecil di ginjal. Umumnya, fungsi ginjal untuk menyaring darah tidak lagi maksimal.

7. Nefropati Diabetik
Ini adalah komplikasi dari penyakit diabetes tipe dua. Di mana fungsi ginjal, terutama bagian nefron, terganggu akibat kadar glukosa tinggi.
Nefropati diabetik juga dapat terjadi ketika Anda tidak mengobati kondisi diabetes Anda dengan benar.
"Kerusakan pada nefron atau bagian ginjal akibat gula darah yang tinggi nantinya akan berujung pada gagal ginjal," jelas dr. Devia Irine.

8. Nefritis Lupus
Nefritis lupus adalah istilah yang terjadi saat ada pembengkakan atau iritasi di ginjal akibat mengidap penyakit lupus.
Perlu diketahui, lupus adalah penyakit autoimun yang terjadi ketika sistem imun keliru dan menyerang sel-sel sehat tubuh sendiri.
Saat sistem imun menyerang ginjal, organ tersebut dapat mengalami pembengkakan, iritasi, lalu berakhir dengan kerusakan serius.

Bagaimana Cara Menjaga Kesehatan Ginjal?
Dijelaskan oleh dr. Devia, salah satu cara dasar mencegah penyakit ginjal adalah minum air mineral dalam jumlah cukup.
"Selain itu, menjaga tekanan darah dan kadar gula darah tetap stabil juga penting. Kalau memang memiliki penyakit hipertensi atau diabetes, sebaiknya minum obat rutin. Terakhir, sebaiknya tidak menahan pipis. Karena ini meningkatkan risiko terbentuknya batu ginjal," jelas dr. Devia.
Penting juga untuk melakukan check up rutin guna memeriksakan kondisi serta fungsi ginjal Anda ke dokter.
Jika ditemukan adanya kelainan atau kerusakan, dokter dapat segera mengatasi kondisi tersebut agar ginjal bisa terus sehat dan berfungsi baik.
Share:

Jenis Penyakit Kanker

Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian.

Kanker sering dikenal oleh masyarakat sebagai tumor, padahal tidak semua tumor adalah kanker. Tumor adalah segala benjolan tidak normal atau abnormal. Tumor dibagi dalam 2 golongan, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas.

Kanker dapat menimpa semua orang, pada setiap bagian tubuh, dan pada semua gologan umur, namun lebih sering menimpa orang yang berusia 40 tahun.

Umumnya sebelum kanker meluas atau merusak jaringan di sekitarnya, penderita tidak merasakan adanya keluhan ataupun gejala. Bila sudah ada keluhan atau gejala, biasanya penyakitnya sudah lanjut.

Ada 7 gejala yang perlu diperhatikan dan diperiksakan lebih lanjut ke dokter untuk memastikan ada atau tidaknya kanker, yaitu:
  • Waktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau gangguan.
  • Alat pencernaan terganggu dan susah menelan.
  • Suara serak atau batuk yang tak sembuh-sembuh
  • Payudara atau di tempat lain ada benjolan (tumor).
  • Andeng-andeng (tahi lalat) yang berubah sifatnya, menjadi semakin besar dan gatal.
  • Darah atau lendir yang abnormal keluar dari tubuh
  • Adanya koreng atau borok yang tak mau sembuh-sembuh.
KANKER DARAH ATAU LEUKEMIA
Kanker darah atau leukemia merupakan penyakit kanker yang menyerang sel-sel yang membentuk sel darah dalam sumsum tulang. Dalam kondisi normal, sel-sel darah putih akan berkembang secara teratur di saat tubuh membutuhkannya untuk memberantas infeksi yang munculSelengkapnya

KANKER HATI
Kanker hati adalah tipe kanker paling umum kelima di antara laki-laki dan ketujuh di antara wanita. Sekitar 85% kasus kanker hati di dunia terjadi di negara-negara yang masih berkembang.Selengkapnya

KANKER PAYUDARA
Kanker Payudara adalah kanker yang menyerang organ payudara. Payudara terbentuk dari lemak, jaringan ikat, dan ribuan lobulus (kelenjar kecil penghasil air susu). Saat seorang wanita melahirkan, Air Susu Ibu (ASI) akan dikirim ke puting melalui saluran kecil saat menyusui.Selengkapnya

KANKER KULIT MELANOMA
Kanker kulit melanoma merupakan jenis kanker yang dimulai dari kulit manusia dan bisa menyebar ke organ lain dalam tubuh. Kemunculan tahi lalat baru atau perubahan pada tahi lalat yang sudah ada biasanya menjadi pertanda umum atau gejala melanoma. Hal ini bisa terjadi di seluruh tubuh, tapi beberapa bagian tubuh yang sering terkena kemunculannya adalah, wajah, tangan, punggung dan kaki.Selengkapnya

KANKER LAMBUNG
Kanker lambung merupakan jenis kanker yang menggerogoti lambung, yaitu organ di dalam rongga perut manusia yang menjadi salah satu bagian dari sistem pencernaan. Penyakit ini dapat diidap oleh orang-orang pada segala usia, meski sebagian besar penderitanya berusia 55 tahun ke atas.Selengkapnya

KANKER LIDAH
Kanker lidah merupakan jenis kanker yang tumbuh pada sel-sel lidah. Kanker lidah paling sering tumbuh dan berkembang pada sel-sel skuamosa yang ada di permukaan lidah. Jenis kanker lidah ini dikenal dengan istilah karsinoma sel skuamosa.Selengkapnya

KANKER MULUT
Kanker mulut merupakan jenis kanker yang tumbuh dan berkembang di dalam mulut. Misalnya pada lidah, gusi, bibir, dinding mulut, serta langit-langit mulut. Kanker ini dapat menyebar secara langsung ke jaringan-jaringan di sekitar mulut atau melalui kelenjar getah bening.Selengkapnya

KANKER MATA
Kanker mata merupakan jenis kanker yang jarang terjadi dan bisa menyerang bagian luar mata (misalnya, kelopak mata) atau bagian dalam mata (kanker intraokular). Selain itu, kanker ini juga bisa terjadi akibat penyebaran dari kanker pada organ lain.Selengkapnya

KANKER OTAK
Tumor otak adalah hasil dari pertumbuhan sel-sel di otak secara tidak wajar dan tidak terkendali. Tidak semua tumor otak bersifat ganas sehingga bisa dikategorikan sebagai kanker. Kanker otak ganas adalah tumor yang cepat menyebar ke bagian lain otak dan tulang belakang.Selengkapnya

KANKER TIROID
Tumor otak adalah hasil dari pertumbuhan sel-sel di otak secara tidak wajar dan tidak terkendali. Tidak semua tumor otak bersifat ganas sehingga bisa dikategorikan sebagai kanker. Kanker otak ganas adalah tumor yang cepat menyebar ke bagian lain otak dan tulang belakang.Selengkapnya

KANKER SERVIKS
Kanker Serviks merupakan kanker leher rahim. Kanker ini menempati urutan ke 2 dari 10 kanker terbanyak pada wanita. Salah satu penyebab utama kanker serviks adalah infeksi Human Papilloma Virus (HPV).Selengkapnya

KANKER PARU
Kanker Paru adalah tumor ganas yang menyerang organ paru. Rokok risiko utama Kanker Paru. Lebih dari 80% penderita kanker paru adalah perokok aktif atau perokok pasif
Share:

10 Jenis Gangguan Pencernaan yang Wajib Anda Kenali

Gangguan pencernaan yang terjadi di dalam tubuh terdiri dari berbagai macam jenis. Gangguan pencernaan ini bisa menyerang berbagai organ pencernaan antara lain lambung, usus, dan lain sebagainya.
Jika gangguan pencernaan ini dibiarkan terus menerus, hal ini tentu akan berdampak buruk pada organ-organ tubuh yang lain. Ketahui jenis-jenis gangguan pencernaan seperti dirangkum tim Ngovee dari Jovee berikut ini.

1. Maag
Maag merupakan penyakit yang disebabkan oleh tingginya asam lambung yang diproduksi oleh tubuh. Para penderita maag biasanya akan mengalami mual, muntah, rasa perih di lambung, dan juga perut kembung.

2. Radang Usus Buntu
Dalam istilah kedokteran, radang usus buntu lebih dikenal dengan sebutan apendisitis. Gangguan pencernaan yang satu ini muncul dengan tanda-tanda peradangan pada daerah usus buntu.

Penyumbatan ini bisa terjadi karena adanya infeksi, tinja, kanker, atau juga benda asing pada daerah usus buntu. Untuk mengatasinya, Anda bisa mengangkat usus buntu. Hal ini harus dilakukan segera karena jika tidak segera ditangani, dapat memicu peritonitis atau infeksi pada selaput rongga perut.

3. Sembelit
Sembelit merupakan salah satu penyakit gangguan pencernaan yang frekuensi buang air besar pada seseorang menjadi lebih jarang. Selain itu, feses yang dihasilkan juga cenderung lebih keras sehingga sulit untuk dikeluarkan.

Penyebab sembelit ini bermacam-macam. Namun secara umum, sembelit terjadi akibat adanya perubahan asupan nutrisi dan juga bisa disebabkan oleh faktor lingkungan.

4. Diare
Diare merupakan salah satu gangguan pencernaan yang tekstur feses menjadi lebih cair dan frekuensi buang air besar juga menjadi lebih sering. Jenis penyakit ini merupakan salah satu penyakit pencernaan yang sering terjadi dan dapat menyerang siapa saja.
Diare bisa terjadi karena beberapa faktor, di antaranya alergi makanan, mengonsumsi makanan pedas saat perut kosong, atau keracunan makanan karena adanya kontaminasi bakteri.

5. Batu Empedu
Empedu merupakan salah satu organ penting dalam sistem pencernaan karena dapat menghasilkan enzim. Empedu juga berperan penting dalam membantu menetralkan racun di dalam tubuh dan juga membantu organ hati.

Penyakit batu empedu dapat terjadi akibat adanya kristalisasi kolesterol di dalamnya. Penyakit yang satu ini bisa diatasi melalui proses operasi pengangkatan batu empedu.

6. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
Penyakit yang satu ini muncul akibat naiknya asam lambung ke daerah diafragma hingga batang kerongkongan. Naiknya asam lambung hingga ke daerah kerongkongan tentu akan sangat berbahaya karena dapat meninggalkan bekas iritasi.

Hal ini bisa terjadi mengingat asam lambung memiliki sifat korosif. Jika tidak segera ditangani, infeksi ini dapat memicu peradangan di daerah diafragma dan juga tenggorokan.

7. Celiac
Celiac termasuk ke dalam salah satu penyakit sistem pencernaan yang masih jarang diketahui orang. Penyakit ini pada dasarnya merupakan penyakit yang disebabkan oleh alergi atau gangguan imun.
Penderitanya biasanya memiliki sensitivitas tinggi terhadap bahan makanan berbahan gluten. Untuk mencegahnya, Anda harus menghindari konsumsi bahan makanan yang mengandung gluten.

8. Tukak Lambung
Tukak lambung merupakan salah satu penyakit pencernaan yang disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori. Penyakit yang satu ini biasanya menginfeksi lambung dan juga usus bagian atas. Tukak lambung dapat menimbulkan nyeri pada bagian ulu hati.

9. Wasir
Wasir atau hemoroid biasanya terjadi ketika pembuluh darah yang terletak di luar atau dalam saluran anus (rektum) mengalami pembesaran. Walaupun dapat menimpa siapa saja, penyakit yang satu ini lebih sering menimpa orang-orang yang berusia 50 tahun ke atas.
Penyakit wasir dapat menimbulkan rasa nyeri dan juga gatal di daerah anus. Selain itu, wasir juga membuat penderitanya kesulitan untuk duduk.

10. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan suatu gangguan penyakit dengan sistem pencernaan tidak dapat menyerap nutrisi dengan baik. Malnutrisi biasanya terjadi akibat adanya gangguan pada sel-sel pankreas sehingga retikulum endoplasma hilang. Gangguan inilah yang akhirnya menyebabkan pembentukan enzim pencernaan menjadi terganggu.
Share:

12 Penyakit Berbahaya dan Mematikan di Indonesia

Setiap orang pasti ingin memiliki tubuh sehat dan panjang umur. Namun kenyataannya, seringkali manusia dihadapkan pada risiko penyakit, baik dari infeksi maupun karena faktor usia.
Tak jarang, penyakit yang diderita pun beragam. Mulai dari penyakit ringan sampai yang berbahaya dan mematikan.

Di Indonesia sendiri, ada beberapa penyakit yang dikategorikan sebagai penyakit menular, berbahaya, dan mematikan yang umumnya terjadi.

1. Tuberculosis (TBC)
Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular mematikan yang disebabkan oleh bakteri Myocabacterium Tuberculosis.

Bakteri ini menyebar melalui udara. Penyakit ini bisa disembuhkan, namun harus melalui proses panjang.

Menurut medis, ada dua jenis TBC, yaitu TB laten dan TB aktif. Untuk TB laten, bakteri ini akan menginfeksi tubuh seseorang namun tidak menimbulkan gejala apapun.

Sedangkan, TB aktif menimbulkan berbagai gejala seperti batuk dan demam lebih dari 3 minggu, berat badan menurun, sesak napas, nyeri dada, dan keringat malam.
Jika TB aktif tidak segera diobati, maka akan menimbulkan batuk darah hingga kematian.

2. HIV/AIDS
Penyakit ini menyerang sistem kekebalan tubuh pada manusia yang ditularkan melalui hubungan seksual, kontak dengan darah penderita, atau melalui proses menyusui.
Gejala awal dari virus HIV dimulai dari demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan tulang, sakit tenggorokan dan area dalam mulut, ruam kulit, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Menurut medis, seseorang yang sudah terjangkit virus HIV, hanya bisa memperlambat proses berkembangnya virus.
Jika tidak melakukan pengobatan apapun dalam kurun waktu 10 tahun, virus ini akan berubah menjadi penyakit AIDS.
Namun hingga saat ini, belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini.

3. Hepatitis B
Hepatitis B disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B dan tidak mudah disembuhkan.
Penyakit menular mematikan ini bisa bertahan hingga 6 bulan atau lebih lama.
Jika seseorang sudah terjangkit hepatitis B yang sudah parah, risikonya bisa menjadi kanker dan sirosis.
Gejala penyakit mematikan ini biasa dimulai dari demam, sakit lutut, kehilangan nafsu makan, muntah-muntah, warna kulit dan bagian putih mata menguning, serta warna urin menjadi gelap.

4. Pneumonia
Infeksi menular mematikan ini disebabkan oleh bakteri, virus, maupun jamur.
Penyebaran penyakit ini sangat cepat dan dapat menyerang semua orang dari berbagai usia.
Penyakit ini masih bisa disembuhkan berdasarkan penyebabnya. Pneumonia karena bakteri dapat diobati dengan antibiotik.
Kemudian, pneumonia akibat virus dapat diobati dengan meningkatkan daya tahan tubuh, istirahat dan menambah asupan cairan tubuh.
Sedangkan, untuk pneumonia disebabkan oleh jamur dapat diobati dengan obat anti jamur.

5. Stroke
Ini adalah penyakit paling mematikan nomor satu di Indonesia, berdasarkan hasil survei Sample Registration System (SRS) Indonesia tahun 2014.
Gejala yang ditimbulkan penyakit ini berupa kelumpuhan wajah dan anggota badan, bicara tidak lancar dan tidak jelas, gangguan penglihatan. dan sebagainya.

Umumnya, stroke diderita oleh seseorang usia 45 tahun ke atas. Namun, tidak menutup kemungkinan penyakit ini dapat menyerang usia muda.
Oleh karena itu, lakukan pola hidup sehat dan pemeriksaan rutin untuk memastikan kondisi tubuh tetap sehat.

6. Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit tidak menular. Meski demikian, jantung koroner tergolong penyakit berbahaya dan banyak dialami orang saat ini.
Penyebab jantung koroner dikarenakan pola hidup dan lingkungan tidak sehat, kebiasaan mengonsumsi makanan berlemak tinggi, merokok, minum alkohol, dan sebagainya.
Untuk menghindarinya, lakukan cek kesehatan teratur, tidak merokok, rajin berolahraga, diet sehat dan seimbang, istirahat yang cukup, dan belajar mengelola stres.

7. Diabetes Melitus
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2013, diabetes melitus menyumbang 6,5 persen kematian pada penduduk Indonesia. Penyakit ini bisa menyerang semua usia.
Pencegahan diabetes melitus bisa dilakukan sejak dini dengan membatasi asupan gula, rutin olahraga, dan mengecek gula darah setiap hari supaya kadar gula darah tetap normal.

8. Komplikasi Hipertensi
Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung. Biasanya, hipertensi ditandai dengan tekanan darah di atas ambang normal atau lebih dari 120/80 mmHg.
Jika dibiarkan terus naik, hipertensi akan mengganggu fungsi organ lain seperti jantung dan ginjal, bahkan memicu risiko komplikasi.

Karena itu, dari sekarang mulailah mengurangi makanan berkadar lemak tinggi dan garam, rutin olahraga, positive thinking, dan perbanyak senyum.
Sebab, dengan kebiasaan baik tersebut akan mengurangi risiko hipertensi yang lebih tinggi.

9. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
Penyakit berbahaya yang banyak ditemui saat ini adalah paru obstruktif kronis (PPOK), seperti bronkitis kronis dan emfisema (kerusakan kantong udara atau alveolus pada paru-paru).

Adapun penyebab utama PPOK adalah asap rokok dan polusi udara.
Jika tidak segera ditangani, PPOK dapat menimbulkan komplikasi penyakit berbahaya lain yakni pneumonia dan pneumothorax.

10. Sirosis
Sirosis merupakan penyakit kronis jangka panjang akibat kerusakan hati yang mengarah ke jaringan parut.
Akibatnya, hati tidak dapat berfungsi lagi dengan baik sebagaimana mestinya karena aliran darah terhambat.
Penyebab lain penyakit mematikan sirosis ini, di antaranya virus hepatitis B dan hepatitis C, minuman keras, dan kondisi medis tertentu berkaitan dengan fungsi hati.

11. Gagal Ginjal
Salah satu penyakit paling banyak merenggut nyawa di Indonesia adalah gagal ginjal, di mana ginjal tidak berfungsi karena terdapat kotoran menumpuk.
Kebanyakan orang tidak menyadari gejala gagal ginjal ini dan baru diketahui setelah melakukan tes laboratorium secara keseluruhan.
Bagi penderita gagal ginjal kronis atau stadium lanjut, butuh penanganan khusus dan memerlukan penyaringan darah dengan mesin (cuci darah).

12. Penyakit Liver (Hati)
Sesuai namanya, penyakit liver atau hati menyerang salah satu organ penting dalam tubuh manusia yaitu hati.
Penyebab penyakit ini sendiri berbeda-beda karena ada beberapa jenis penyakit liver.
Di antaranya, non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD), hepatitis, liver kolestasis, liver genetik, hingga kanker hati.
Share:

Jenis Penyakit Mata

Gangguan penglihatan masih menjadi momok bagi beberapa orang. Terutama, buat mereka yang sudah memasuki usia senja. Meski demikian, penyakit mata bisa menyerang siapa saja, termasuk anak muda.

Mata merupakan organ vital manusia yang digunakan untuk melihat. Oleh karena itu, ketika mata bermasalah, aktivitas pun menjadi ikut terhambat. Ada banyak hal yang bisa menyebabkan terjadinya penyakit mata, misalnya alergi, infeksi atau kurangnya cairan. Selain itu, kurang tidur dan kekurangan asupan gizi pun bisa menyebabkan masalah pada mata. Sehingga, tidak heran jika penyakit mata cukup sering menyerang masyarakat.

Penyakit mata bisa menyerang kapan saja. Untuk mengobatinya pun, membutuhkan perawatan yang berbeda. Tidak heran jika berbagai macam penyakit mata seolah menghantui masyarakat. Lalu, apa saja ya penyakit mata yang perlu diwaspadai?

Berikut Beberapa Penyakit Mata yang Sering Terjadi
Penyakit mata menjadi gangguan kesehatan yang cukup sering terjadi. Beberapa penyakit tersebut ada yang bisa sembuh dengan sendirinya, tapi ada pula yang memerlukan bantuan medis. Dan berikut beberapa penyakit mata yang sering terjadi di kalangan masyarakat.
1. Katarak
Katarak menjadi penyakit mata yang bisa menyebabkan kebutaan. Di Indonesia, kasus katarak terbanyak terdapat pada Provinsi Sulawesi Utara. Penduduk Indonesia bahkan dilaporkan 15 tahun lebih cepat mengembangkan penyakit katarak dibanding penduduk lainnya. Tingginya kasus ini, diakibatkan karena kurang informasi terhadap penyakit katarak.

Dilansir dari Health Line, penderita katarak akan mengalami kesulitan melihat pada saat malam hari. Selain itu, mereka juga kurang bisa membedakan warna dengan jelas. Karena penyakit katarak menyebabkan lensa mata menjadi berawan. Selain karena faktor usia, katarak juga bisa disebabkan karena faktor genetik, diabetes, hipertensi, merokok atau terkena penyakit mata lainnya.

2. Ablasio
Ablasio merupakan keadaan di mana retina sensoris lepas dari epitel pigmen retina atau yang bisa disebut ride. Penyakit ablasio retina paling umum disebabkan karena adanya satu atau lebih robekan pada retina. Hal inilah yang menyebabkan penglihatan menjadi terganggu.

Penderita penyakit ini biasanya akan mengalami beberapa gejala. Misalnya, benda terlihat seperti melayang-layang, adanya kilatan cahaya, ketajaman penglihatan menjadi menurun, hingga terdapat semacam tirai tipis berbentuk seperti parabola. Sehingga jika mengalami gejala ini, sebaiknya segera periksakan ke dokter.

3. Refraksi mata
Refraksi mata adalah terjadinya gangguan penglihatan yang menyebabkan cahaya masuk ke dalam mata tapi tidak terpusat pada retina. Gejala yang paling sering dialami penderita refraksi mata adalah tidak mampu melihat benda dengan jelas, baik dari dekat ataupun jauh. Pandangan pun menjadi kabur dan berbayang, serta mengalami pusing saat memfokuskan titik penglihatan pada suatu obyek.

Beberapa kelainan dari refraksi mata adalah sebagai berikut:
Rabun dekat atau hiperopia. Penyakit ini akan menyebabkan penglihatan buram saat melihat benda dari jarak dekat
Rabun jauh atau miopia. Penyakit ini akan menyebabkan penglihatan buram saat melihat benda dari jarak jauh
Astigmatisme. Penyakit ini menyebabkan penglihatan ganda saat melihat obyek dari jarak dekat ataupun jauh
Presbiopia atau mata tua. Penyakit ini menyebabkan penglihatan buram dalam jarak dekat dan biasanya terjadi karena faktor usia

4. Glaukoma
Di Indonesia, glaukoma menjadi penyakit mata yang menyumbang angka kebutaan terbanyak yaitu sebesar 13,4 persen. Penyakit ini dapat mengikis dan merusak saraf optik yang menunjang penglihatan. Glukoma terbagi menjadi dua jenis, yaitu glukoma sudut terbuka primer dan glukoma sudut tertutup. Kedua jenis ini bisa disebabkan karena faktor usia, keturunan, komplikasi hipertensi dan diabetes.

Penyakit glukoma bisa dicegah ketika terdeteksi sejak dini. Selain itu, penting juga untuk mengetahui penyakit yang mendasarinya. Sehingga, bisa dilakukan penanganan yang tepat.

5. Bufthalmus
Bufthalmus merupakan penyakit mata karena tekanan bola mata yang meninggi sejak lahir. Tekanan bola mata yang tinggi dapat mengganggu kornea mata. Biasanya penderita yang terkena penyakit ini takut melihat cahaya dan timbul gangguan pada kelopak mata.

Cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi gangguan ini yaitu dengan cara operasi sayatan atau goniotomy. Penanganan ini harus dilakukan sesegera mungkin agar perkembangan mata dan ketajaman penglihatan tidak sampai terganggu.

6. Mata merah atau konjungtivitis
Salah satu penyakit mata yang sering terjadi adalah mata merah. Terjadinya mata merah bisa disebabkan karena polusi, alergi, paparan zat kimia, hingga infeksi virus dan bakteri. Orang yang terkena penyakit ini biasanya akan mengalami nyeri, gatal, berair hingga pembengkakan di area mata.

Penyakit mata merah memang bisa menular melalui udara, tapi jika sekadar bertatapan dengan penderitanya, belum tentu penyakit tersebut akan menular.

Mata merah bisa diobati jika tahu penyebabnya, karena penanganannya tidak bisa disamakan. Jika penyakit ini disebabkan karena alergi, bisa diobati dengan cara menjauhi pemicu alergi dan menggunakan obat antihistamin. Selain itu, ada baiknya jika kamu konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

7. Belekan
Selain mata merah, belekan juga menjadi penyakit mata yang paling sering dialami. Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus dan infeksi bakteri. Gejala belekan yang paling umum terjadi adalah bulu mata yang saling menempel dan mata sulit dibuka pada saat bangun tidur. Hal ini terjadi karena terlalu banyak kotoran yang menempel di sekitar area mata, termasuk bulu mata.

8. Pterigium
Pterigium merupakan gangguan mata karena adanya selaput lendir yang menutupi bagian putih mata. Penyakit mata ini biasanya terjadi karena sering terpapar radiasi sinar matahari. Penderita yang mengalami pterigium biasanya akan mengalami gejala mata merah, pandangan kabur, serta mata terasa gatal atau panas.

Penyakit pterigium bisa disembuhkan dengan tetes mata kortikosteroid. Hal ini berguna untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut. Selain itu, penyakit ini juga bisa disembuhkan dengan operasi.

9. Blefaritis
Penyakit mata yang disebabkan karena adanya peradangan pada kelopak mata disebut blefaritis. Penyakit ini biasanya menyebabkan produksi minyak pada mata menjadi berlebih. Kelebihan minyak ini biasanya terjadi di sekitar kelopak mata dan bisa bercampur dengan bakteri. Pada beberapa kasus, blefaritis bisa menyebabkan pembengkakan mata hingga terjadinya kerontokan bulu mata.

Blefaritis terbagi menjadi dua, yaitu blefaritis anterior dan blefaritis posterior. Blefaritis anterior merupakan peradangan yang terjadi pada kelopak mata bagian luar dan disebabkan karena adanya bakteri stafilokokus. Sedangkan blefaritis posterior adalah peradangan yang terjadi pada kelopak mata bagian dalam dan disebabkan karena adanya kelainan pada kelenjar minyak.

10. Dakriosistitis
Dakriosistitis merupakan infeksi kantung air mata yang menyebabkan nyeri, bengkak hingga mengeluarkan nanah. Penyakit ini terjadi karena adanya penyumbatan pada duktus nasolakrimalis atau saluran yang mengalirkan air mata ke hidung. Hal ini terjadi karena adanya faktor alergi.

Infeksi yang ringan biasanya akan cepat sembuh. Meski begitu, penderita tetap akan mengalami pembengkakan. Sedangkan penderita yang mengalami dakriosistitis parah, akan mengalami kemerahan dan penebalan di atas kantong air mata. Jika hal ini terus berlanjut, akan menimbulkan nanah dan mengalami demam.
Share:

Search This Blog

Categories

Blog Archive

Visitors

Flag Counter

Blog Archive